DESKJABAR – Update pasca tragedi Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan 125 penonton pada Sabtu, 1 Oktober 2022, mendapat sorotan dari pakar Inggris, Alison Hutton.
Pakar pengendali kerumunan massa asal Inggris itu mengatakan bahwa ada beberapa aspek yang memicu tragedi Stadion Kanjuruhan Malang terjadi
Guru Besar dari University of Newscastle itu menilai semestinya kita belajar dari tragedy Hillborough, Ingris pada tahun 1989 dan festival musik Love Parade pada 2010 di Jerman.
Seperti diketahui, tragedi Stadion Kanjuruhan menjadi hari kelam di dunia sepakbola tidak hanya di Indonesia tetapi di dunia.
Hal ini juga diakui Presiden FIFA Gianni Infantino yang menyebut tragedi Stadion Kanjuruhan Malang sebagai “dark day” atau hari kelam.
Tragedi terjadi saat para pendukung tuan rumah Arema Malang turun ke lapangan usai tim kesayangan mereka kalah 2-3 dari tim tamu yang juga rival utama mereka yakni Persebaya Surabaya.
Padahal pada pertadingan itu, panpel melarang kedatangan supporter Persebaya Surabaya, Bonek untuk datang ke stadion, mengingat kedua supporter ini jadi rival utama selama ini.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata yang membuat Susana menjadi kacau. Banyak korban yang tewas terinjak-injak saat berusaha menghindar dari tembakan gas air mata yang ditembakkan polisi.