Anton Charliyan: Tragedi Sepakbola Malang Tragedi Kemanusiaan Terbesar, Kibarkan Bendera Setengah Tiang!

- 3 Oktober 2022, 06:33 WIB
Mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan mengatakan tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang merupakan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepakbola nasional. Sebab itu layak mengibarkan bendera setengah tiang sebagai perwujudan solidaritas
Mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan mengatakan tragedi sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang merupakan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepakbola nasional. Sebab itu layak mengibarkan bendera setengah tiang sebagai perwujudan solidaritas /DeskJabar/Istimewa

DESKJABAR - Menyoroti tragedi kelam sepakbola di Stadion Kanjuruhan Malang yang menewaskan lebih dari 130 orang, mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan mengatakan jika hal itu merupakan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah sepak bola nasional.

“Tidak salah bila kita semua sebagai sesama anak bangsa  mengibarkan bendera setengah tiang sebagai perwujudan solidaritas dan duka cita kita kepada masyarakat Malang  Jawa Timur”, kata Anton Charliyan dalam pernyataan tertulisnya yang dikirim ke DeskJabar. com, Senin 3 Oktober 2022.

Mantan Kadiv Humas Polri yang kini akrab dipanggil Abah Anton Charliyan menyebutkan, tragedi sepakbola Malang hampir sama dengan  tragedi Mina di Saudi Arabia beberapa tahun lalu. Korban yang meninggal karena terinjak-injak  massa yang panik.

Baca Juga: Kepolisian: Rizky Billar Terancam Hukuman 5 Tahun Penjara Terkait KDRT terhadap Lesti Kejora

Faktor penyebabnya  kata Abah Anton Charliyan, antara lain adanya gerak arus masa yang besar (berdesakan) sementara ruang tidak mampu menampung (sempit ), daya pandang yang terbatas (gelap).

“Kemudian udara yang sesak menyulitkan bernafas, sehingga massa menjadi panik dan tidak terkendali. Akhirnya banyak yang terjatuh, pingsan dan terinjak-injak massa itu sendiri”, ujar Abah Anton Charliyan.

Lebih lanjut Abah Anton Charliyan menjelaskan, berdasarkan keterangan yang diperolehnya, pada saat tragedi sepakbola Malang terjadi, pintu keluar Stadion Kanjuruhan hanya ada 1 pintu. Akibatnya arus massa yang panik bertumpu pada satu titik.

Adapun yang menjadi triger atau pemicu utamanya, kata Abah Anton Charliyan adalah digunakanya gas air mata yang telah  menjadikan kepanikan makin tak terkendali. Kondisi mata menjadi perih tidak bisa melihat dan udara sesak tidak bisa bernafas karena asap.

“Maka terjadi kepanikan  massa. Situasi betul-betul lost control full. Akhirnya mengakibatkan begitu banyak korban yang luka dan meninggal dunia”, kata Abah Anton Charliyan.

Baca Juga: Surabaya North Quay, Wisata Bahari yang Dimiliki Surabaya. Miliki Panorama Lautan yang Instagramable

Abah Anton Charliyan juga mempertanyakan soal penggunaan gas air mata. Padahal sudah jelas aturan FIFA sebagaimana tercatat dalam Stadium Safety dan Security Regulation pasal 19, penggunaan gas air mata dilarang digunakan dalam stadion sepakbola untuk mengamankan massa.

“Maka karena hal inilah, diduga telah terjadi penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use force) atau bisa juga sebagai abuse of power”, tegas Abah Anton Charliyan.

Atas kejadian tragedi kelam sepakbola Malang yang menewaskan 130 orang lebih, Abah Anton Charliyan mengajak agar peristiwa itu wajib hukumnya dijadikan sebagai sebuah pelajaran dan evaluasi yang sangat serius.

“Terutama dalam pola dan sistem pengamanan sepakbola serta olahraga-olahraga lainnya”, ujar Abah Anton Charliyan.

Mantan Kapolda Jabar dan mantan Kadiv Humas Polri ini menegaskan, ada beberapa yang boleh dikata paling bertanggung jawab atas tragedi sepakbola malang yang harus dimintai keterangan, yakni:

  1. Panitia (pihak penyelenggara)
  2. Ketua Satgas Keamanan PAM Stadion Kanjuruha
  3. Ketua Arema Malang
  4. Pengurus liga sepak bola secara berjenjang.
  5. Koordinator suporter baik Arema maupun Persebaya

Baca Juga: Wisata Hutan Bambu di Jawa Barat, Kolam Renang Air Bersih, Tempat Camping Lingkungan Sejuk

Kata Abah Anton Charliyan, mereka perlu dimintai keterangan karena tidak menutup kemungkinan adanya rasa letspidercorp sempit, kebanggan berlebihan dari para fans fanatik, yang menjadikannya salah satu pemicu awal kejadian tragedi sepakbola Malang.

Sesuai Intruksi yang telah diperintahkan Presiden, kata Abah Anton Charliyan, untuk itu sangat perlu dibentuk Tim Investigasi Khusus guna mengusut kejadian ini dengan tuntas.

“Harus diurai sebab musabab terjadinya tragedi ini dengan jelas dan transfaran serta mampu menentukan siapa yang paling bertanggung jawab atas tragedi ini secara profesional dan proforsional, agar  di kemudian hari tidak akan terulang lagi hal yang serupa”, pungkas Abah Anton Charliyan.***

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah