Dengan kejadian yang sangat mengenaskan tersebut, Akhmad Hadian Lukita mengaku prihatin dan sangat menyesalkan peristiwa tersebut.
"Kami ikut berdukacita dan semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua," ucapnya.
Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu 1 Oktober 2022 itu, bermula saat ribuan suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk ke dalam lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari tamunya Persebaya.
Melihat kondisi yang tidak kondusif tersebut pihak kepolisian kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Baca Juga: Bandung Kota Wisata Fashion, Begini Kilas Sejarah Mengapa Disebut ‘Paris van Java’ oleh Belanda
Akibat banyaknya penonton yang bertumbangan membuat kepanikan diantara penonton yang berada di area stadion.
Jumlah suporter yang membutuhkan bantuan medis, tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan.
Namun mereka dengan sekuat tenaga memberikan bantuan kepada para korban di Stadion Kanjuruhan.
Dari kejadian tersebut, banyak suporter yang mengeluh sesak nafas terkena gas air mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.***