Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata. Penembakan gas air mata dilakukan karena para pendukung Arema yang berjuluk Singo Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan itu telah melakukan tindakan anarkis.
Baca Juga: Bandung Kota Wisata Fashion, Begini Kilas Sejarah Mengapa Disebut ‘Paris van Java’ oleh Belanda
“Tindakan mereka membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial”, katanya.
“Para suporter menuju ke luar ke satu titik. Di pintu keluar kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," jelas Nico.
Sesungguhnya, pertandingan Arema FC vs Persebaya itu berjalan dengan lancer hingga peluit akhir dibunyikan. Arema sendiri menderita kekalahan dengan skor 2-3.
Namun, setelah permainan berakhir, sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dengan kekalahan yang diderita tima kesayangannya. Beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial.
Hasil Arema vs Persebaya ini dianggap Aremania mencoreng kedigdayaan Singo Edan atas Bajul Ijo. Arema kalah di Kandang Singa untuk kali pertama setelah 23 tahun lamanya.
Kekalahan ini menjadi salah satu menyulut emosi suporter Arema yang hadir di Stadion Kanjuruhan. Mereka langsung berlari ke ruang ganti para pemain Persebaya Surabaya.
Sementara itu, Bupati Malang M. Sanusi menegaskan seluruh biaya pengobatan para suporter yang saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit akan ditanggung sepenuhnya oleh Pemerintah Kabupaten Malang.
"Kami mengerahkan seluruh ambulans untuk proses evakuasi dari Stadion Kanjuruhan. Untuk yang sehat dan dirawat, biaya semua yang menanggung Kabupaten Malang," kata Sanusi.