DESKJABAR - Robert Alberts menyusul para pendahulunya para pelatih asing Miljan Radovic dan Mario Gomez yang gagal menerbangkan prestasi Persib Bandung.
Sebelumnya Dejan Antonic, Drago Mamic, Jovo Cuckovic, Daniel Darko Janackovic, Arcan Iurie, Juan Antonio Paez dan Marek Andrejz Sledzianowski juga pernah menukangi Maung Bandung.
Ini rahasia besar Persib, tidak ada satupun pelatih asing yang berhasil menyodorkan gelar juara dan memberi piala ke lemari prestasi Persib.
Umumnya para pelatih asing rontok di tengah jalan. Dipecat sebelum kompetisi Liga 1 berputar atau mundur dari kursi pelatih Persib di tengah kompetisi Liga 1.
Praktis hingga kini, di kompetisi kasta tertinggi Indonesia, khusus untuk Persib, tidak ada satupun pelatih asing yang sukses memberi gelar juara.
Dua trofy juara Liga 1 yang bisa dihimpun Persib adalah persembahan pelatih lokal Indra Thohir pada 1994/95 dan Djadjang Nurdjaman pada 2014.
Adakah fenomena itu menegaskan Persib tidak hoki dibesut pelatih asing?
"Ah nggak juga. Mungkin para pelatih asing belum beruntung aja saat ditugasi melatih Persib," kata legenda Persib Yudi Guntara.
"Meraih prestasi kan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi untuk Persib yang tuntutannya sangat berat," sambung Yudi Guntara.
Bukti pelatih asing selalu 'sial' saat memegang Persib, juga dibantah legenda Persib lainnya Dadang Hidayat.
Pasalnya, Persib Bandung sudah menjadi klub profesional dan terbuka. Pemainnya tidak lagi didominasi pemain asli Bandung dan Jawa Barat.
Pengurus dan manajemen timnya juga, bukan lagi orang-orang Bandung. Bahkan banyak pendatang dari luar Bandung.
Baca Juga: WAW! KASUS SUBANG Bersanding Pergantian Ferdy Sambo, Pengakuan Yanti di Luar Dugaan, Ini Petunjuk
"Mungkin kegagalan para pelatih asing karena pendekatan personalnya yang kurang cair, dibandingkan pelatih lokal," jelas Dadang Hidayat.
"Kalau cara melatih sama saja. Nggak jauh beda dengan pelatih lokal. Buktinya banyak kan pelatih asing yang dipercaya manajemen tim," sambung suksesor Robby Darwis.
Tapi satu catatan penting Dadang Hidayat agar pelatih asing dan pemainnya bisa berprestasi bagus adalah harmonisasi antara tim dengan manajemen.
"Kalau hubungan pemain, pelatih dan manajemen mulus, tanpa ada hambatan, prestasi terbaik bisa diraih," bilang libero Persib era 90-an pasa Deskjabar, Kamis 11 Agustus 2022.
"Di sepakbola kan semuanya bisa terjadi. Tim besar bisa gagal. Sebaliknya tim medioker bisa juara. Jadi nyawa sebuah tim ada di hubungan yang harmonis pelatih, pemain dan manajemen," Dadang Hidayat menegaskan.***