Inilah 3 Pemain Tunggal Putri Badminton yang Termasuk Dalam 'Golden Generation', Salah Satunya dari Indonesia

- 30 Oktober 2021, 14:19 WIB
Susi Susanti histeris saat memenangkan pertandingan final bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992.
Susi Susanti histeris saat memenangkan pertandingan final bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992. /Tangkapan layar Youtube Olimpics


DESKJABAR
 – Sekitar tahun 1990-an, dunia badminton (bulutangkis), khususnya pemain tunggal putri, dikenal istilah ‘Golden Generation’. Sebuah sebutan untuk 3 pemain badminton terbaik dunia. Dan, salah satunya dari Indonesia.

Kenapa bisa muncul sebutan itu ? Sebab, ketiga pemain badminton itu selalu mendominasi kemenangan di berbagai kejuaraan dunia, misalnya di Kejuaran Dunia IBF, Grand Prix Bulku Tangkis Dunia, Olimpiade, All England, Uber Cup, dan kejuaran dunia lainnya.

Prestasi ketiga pemain badminton tunggal putri terbaik dunia ini sangat luar biasa. Mereka bersaing ketat dan saling mengalahkan di berbagai ajang kejuaraan badminton dunia.

Baca Juga: TANGKAP PEMBUNUH SUBANG UPDATE: Mantan Kadiv Humas Polri dan Kapolda Jabar Anton Charliyan Sarankan Begini...

Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini

Makanya wajar jika ketiga pemain badminton tunggal putri disebut ‘Golden Generation’. Sampai saat ini, nama ketiganya dikenal dan sangat melegenda.

Siapakah ketiga pemain badminton tunggal putri terbaik dunia itu ?

Nah, berikut ini, seperti dilansir DeskJabar.com dari Haloyouth.com dengan judul artikel ‘Ada Pemain Indonesia, Ini 3 Pemain Hebat dalam ‘Golden Generation’, tiga pemain badminton tunggal putri terbaik dunia yang termasuk ke dalam ‘Golden Generation’ ;

Baca Juga: Inilah 5 Pemain Badminton Tunggal Putri yang Memutuskan Gantung Raket Diusia Muda, Salah Satunya Susi Susanti

1. Susi Susanti

Susi Susanti, nama lengkapnya Lucia Francisca Susanti Haditono dilahirkan 11 Februari 1971.

Susi dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu pemain badminton tunggal putri terhebat sepanjang masa.

Susi Susanti adalah peraih medali emas Olimpiade Indonesia pertama. Susi meraih medali emas tunggal putri pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ​​Spanyol dan medali perunggu pada Olimpiade 1996 di Atlanta, Amerika Serikat.

Baca Juga: Kode Redeem FF Hari Ini, Ayo Cuy Buruan Ambil, SG Emas M1887 Golden Glare, MP40 hingga Diamond, Gratis Garena

Ia memenangkan All England Open pada tahun 1990, 1991, 1993 dan 1994, Final Grand Prix Bulu Tangkis Dunia lima kali berturut-turut dari tahun 1990 hingga 1994 serta pada tahun 1996, dan Kejuaraan Dunia IBF pada tahun 1993. Dan, masih banyak prestasi dunia lainnya.

Susi Susanti pensiun dari dunia badminton tak lama setelah menikah dengan Alan Budikusuma pada Februari 1997.

2. Bang Soo Hyun

Bang Soo-hyun dilahirkan pada 13 September 1972 adalah mantan pemain badminton asal Korea Selatan yang merupakan salah satu pemain tunggal putri terkemuka dunia tahun 1990-an.

Baca Juga: Inilah 7 Pebulutangkis Tunggal Putra Terlama yang Menempati Ranking 1 Dunia, Ada dari Indonesia Lho

Dia adalah pesaing kontemporer dan saingan Susi Susanti dari Indonesia dan Ye Zhaoying dari China. Dan, mencatat kemenangan atas keduanya di turnamen badminton besar.

Bang Soo-hyun gantung raket dari kompetisi setelah kemenangannya di Olimpiade Atlanta 1996, tak lama sebelum ulang tahunnya yang ke-24.

Bang berkompetisi dalam badminton di Olimpiade Musim Panas 1992 di tunggal putri. Di final, ia kalah dari Susi Susanti dari Indonesia 11–5, 5–11, 3–11 untuk menyelesaikan dengan medali perak.

Baca Juga: Proyek Terancam Dibatalkan, SMTOWN Changwon Gagal Dibuka Bulan Oktober 2021

Bang juga berkompetisi di Olimpiade Atlanta 1996. Dia memenangkan medali emas di tunggal putri tanpa kehilangan satu game pun di pertandingan apa pun, mengalahkan Susi Susanti. Dan, masih banyak prestasi lainnya yang berhasil disabet Bang Soo-hyun.

3. Ye Zhao Ying

Ye Zhaoying dilahirkan pada 7 Mei 1974, adalah mantan pemain badminton dari Hangzhou, China. Ye Zhao Ying berhasil memuncaki ranking satu BWF pada Desember 1995, setelah itu ia naik turun ranking selama karirnya.

Prestasinya dalam badminton yakni memenangkan Final Grand Prix Dunia pada tahun 1995, 1997 dan 1999, Kejuaraan Dunia IBF pada tahun 1995 dan 1997, dan Piala Dunia IBF pada tahun 1995.

Baca Juga: LINK NONTON dan Jadwal Badminton Prancis Terbuka 2021, Indonesia Pastikan Melaju ke Babak Final

Dia juga bermain di tim China yang memenangkan Piala Uber pada tahun 1992, 1998 dan 2000 dan Piala Sudirman pada tahun 1995 dan 1997.

Dia memenangkan gelar bergengsi All England tiga kali berturut turut yakni pada 1997, 1998 dan 1999.

Selain itu, dia juga mendapatkan medali perunggu di Olimpiade Sydney pada tahun 2000, setelah kalah di perempat final Olimpiade '96 di Atlanta. Dan, berbagai gelar bergengsi lainnya.

Baca Juga: Cara Melihat Orang yang Memakai Ilmu Pelet, Inilah Ciri-cirinya

Ye Xhao Ying menyatakan pensiun atau gantung raket setelah Olimpiade Sydney 2000. *** Eko Hidayat-Haloyouth

 

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Haloyouth


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x