JADIKAN Tragedi Scheele 1967 Sebagai Motivasi Indonesia Mengalahkan Malaysia di Piala Thomas 2020

- 15 Oktober 2021, 14:39 WIB
Ganda Putra Indonesia Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, saat berlaga di Piala Thomas 2020 /Dok. Tangkapan layar di Instagram @bolalobbadminton
Ganda Putra Indonesia Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, saat berlaga di Piala Thomas 2020 /Dok. Tangkapan layar di Instagram @bolalobbadminton /BWF/

DESKJABAR – Berbeda dengan turnamen bulutangkis perorangan, turnamen bulutangkis beregu, khususnya di ajan Piala Thomas, pertandingan yang mempertemukan Indonesia dengan Malaysia jadi ajang bergengsi di antara dua musuh bebuyutan.

Iklim penonton cukup mencekam hampir di setiap pertandingan Piala Thomas yang mempertemukan tim Indonesia menghadapi Malaysia. Dan Jumat 15 Oktober malam WIB, kedua musuh bebuyutan itu akan kembali di babak perempatfinal Piala Thomas 2020.

Tim Indonesia bisa menjadikan tragedi Scheele di Istora Senayan pada tahun 1967, sebagai motivasi untuk mengalahkan tim Malaysia pada babak perempatfinal Piala Thomas 2020 di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.

Baca Juga: JELANG 2 Bulan Pengungkapan Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Aktor Intelektual Dipastikan Orang Dekat

Dalam sejarah penyelenggaraan Piala Thomas, hanya sekali partai final diputuskan oleh peristiwa di luar lapangan, gara-gara keputusan kontroversi yang dilakukan wasit kehormatan IBF, Herbert Scheele.

Kejadian itu berlangsung saat partai final Piala Thomas 1967 pada bulan Juni di Istora Senayan Jakarta yan mempertemukan tim Indonesia dengan tim tangguh Malaysia, pemegang Piala Thomas 3 kali berturut-turut sebelumnya.

Saat itu atmosfir penonton yang memadatani Istora Senayan sangat menegangkan.

Berbeda dengan sistem pertandingan seperti saat ini, ketika itu sistem pertandingan masih menggunakan system interzone dan challenge round. Ketika itu pertandingan sebanyak 9 partai yakni 5 partai tunggal dan 4 partai ganda, yang dimainkan dalam dua hari.

Baca Juga: KABAR GEMBIRA, Ada Keluarga Baru SG Ungu yakni M1887 Golden Glare Free Fire di Event Ini, Simak Cara Meraihnya

Atmosfir penonton di Istora menjadi sangat tegang apalagi kedua negara baru saja terlibat konflik politik dari tahun 1962 hingga 1966.

Pada hari pertama dari 4 partai yang dipertandingkan, Indonesia tertinggal 1-3, dan satu-satunya kemenangan bagi tuan rumah dibuat Rudi Hartono yang mengalahkan Tan Aik Huang 15-6, 15-8.

Pada pertandingan hari kedua, pemain-pemain tuan rumah berhasil mengejar ketinggalan menjai 3-4 saat dua parrai tunggal atas nama Rudi Hartono dan Muljadi mencatat kemenangan.

Di laga ke delapan yang memainkan ganda putra antara Muljadi/Agus Susanto melawan ganda Malaysia nomor 1 dunia Ng Boon Bee/Tan Yee Khan, tim tuan rumah berada di ujung tanduk.

Baca Juga: Grup Musik NOAH, Saykoji dan Sederetan Artis Meriahkan Penutupan PON XX Papua Hari Ini Jum'at 15 Oktober 2021

Jika partai ini dimenangkan Malaysia, praktis negeri jiran itu berhak meraih Piala Thomas. Apalagi di partai yang sangat menentukan tersebut, pasangan Muljadi/Agus juga berada di ujung tanduk.

Kalah mudah 2-15 di set pertama, dan ketinggalan jauh 2-10 di set kedua, membuat para penonton tuan rumah melakukan provokasi dan teror kepada para pemain Malaysia. Akibatnya, pasangan Muljadi/Agus balik menang di set kedua 18-13.

Saat menjelang dimulainya set ketiga yang menentukan itulah, Herbert Scheele memangil wasit pertandingan asal Denmark, Tom Bacher, dan memanggil Ketua PBSI, Padma Sumasto, sambil berdiri dan bertolak pinggang.

Baca Juga: EKSKLUSIF Kasus Pembunuh Ibu dan Anak, Musa Darwin Pane: Yang Dilakukan Polisi Sesuai dengan Ilmu Kriminologi

Scheele secara kontroversi meminta pertandingan tidak dilanjutkan karena dinilai tidak kondusif. Dan memutuskan partai sisa dilanjutkan keesokan harinya tanpa penonton.

Namun kubu Indonesia menolak, dan keputusan akhir diserahkan kepada IBF dan memutuskan pertandingan lanjutan akan dilakukan di Selandia Baru pada bulan Oktober.

Kubu Indonesia tidak hadir dalam pertandingan di Selandia Baru, dan akhirnya IBF memutuskan partai final dimenangkan Malaysis 6-3 dan Piala Thomas 1967 direbut tim dari negeri jiran tersebut. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah