Florentino Perez Menuduh Pengusaha Amerika Jadi Biang Keladi Mundurnya Klub dari Liga Super Eropa

- 22 April 2021, 08:06 WIB
Florentino Perez
Florentino Perez /barcauniversal/

 

DESKJABAR – Presiden Liga Super Eropa, Florentino Ferez, menuduh para pengusaha asal Amerika yang juga pemilik klub di Inggris, menjadi biang keladi mundurnya enam tim elit peserta Liga Premier Inggris.

Namun, dalam wawancara dengan media El Larguero, Perez yang juga Presiden Real Madrid, menolak menyebut nama pengusaha asal Amerika tersebut.

“Ada satu bagian dari grup Inggris yang tidak memiliki banyak minat, saya tidak akan mengatakan siapa. Saya pikir ini menjadi menular dengan yang lain,” tuturnya.

Baca Juga: Inilah Peringkat Kekuatan Kapal Selam Indonesia di Dunia Saat Ini

“Para sutradara ini kebanyakan orang Amerika, mungkin dari NFL atau NBA. Mereka pergi karena suasananya,” ujar Perez, Selasa 21 April 2021.

Seperti diketahui, para konglomerat Amerika yang memiliki klub elit di Inggris adalah John Henry di Liverpool, keluarga Glazer di Manchester United, dan Stan Kroenke di Arsenal.

Akibat mundurnya 6 klub elit asal Inggris dari keikutsertaan Liga Super Eropa, berbuntut dengan mundurnya tiga klub elit Italia yakni AC Milan, Inter Milan, dan Juventus, serta satu klub Spanyol Atletico Madrid.

Dengan demikian yang belum menyatakan menarik diri tinggal dua klub yakni Real Madrid dan Barcelona.

Baca Juga: SEJARAH PERSIB, Persib vs Persija Sebelumnya Pernah Berlaga di Stadion Maguwoharjo dengan Hasil Imbang

Florentino Perez mengklaim bahwa tidak satupun dari 12 anggota pendiri Liga Super Eropa secara resmi pergi.

Perez sendiri menilai kehebohan yang muncul pasca pengumuman pembentukan Liga Super Eropa pada Minggu 18 April 2021, karena mereka gagal mengkomunikasikan rencana ambisius tersebut kepada pihak berwenang sepakbola Eropa dan kepada para supporter sepakbola Eropa.

"Saya cukup sedih dan kecewa karena kami telah mengerjakan proyek ini selama sekitar tiga tahun dan mungkin kami belum dapat menjelaskannya dengan baik," kata Perez.

“Format Liga Champions sudah tua dan hanya menarik sejak perempat final dan seterusnya,” papar Perez.

Baca Juga: Ada 1,73 Juta Penerima BPUM 2021 di Provinsi Jawa Barat, Terbanyak Berasal dari Kota Bandung

“Format ini jelas tidak berhasil, jadi kami pikir kami bisa memiliki format di mana tim-tim paling penting di Eropa bermain melawan satu sama lain sejak awal musim.

“Kami menghitung angka dan merasa kami bisa menghasilkan lebih banyak uang, lebih banyak uang untuk semua tim lain juga.”

Berlebihan

Perez juga tercengang dengan reaksi UEFA dan FIFA dengan pengumuman Liga Super Eropa tersebut.

“FIFA menciptakan tontonan besar. Seolah-olah kami telah melepaskan bom atom. Mungkin kami tidak menjelaskannya dengan baik, tetapi mereka juga tidak memberi kami kesempatan untuk menjelaskannya,” ujar Perez.

Baca Juga: Pemkot Bandung Berencana Perbanyak Jalur Sepeda, Salah Satu Upaya Bangun Budaya Bersepeda

“Beberapa orang tidak menginginkan itu. Saya belum pernah melihat agresi seperti itu dari presiden UEFA dan beberapa otoritas sepakbola Negara,” lanjutnya menambahkan.

“Saya sudah terlibat di sepakbola selama 20 tahun dan saya belum pernah melihat ancaman seperti ini. Sepertinya kita membunuh seseorang. Itu seperti kami membunuh sepakbola. Tapi, kami mencoba mencari cara untuk menyelamatkan sepak bola. ”

Terkait denda yang harus dibayar oleh klub-klub yang mundur, menurutnya belum ada satu pun klub yang membayar denda tersebut.

“Belum ada yang membayar biaya penalti karena meninggalkan SuperLeague. Kita hampir semua masih dalam hal ini, mereka belum resmi pergi…”, tuturnya.

Seperti diketahui, sesuai klausual yang telah disepakati oleh 12 klub pengagas, mereka terancan denda masing-masing 100 juta poundsterling atau setara Rp 2 triliun. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Football 365 El Larguero


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x