4 Cabor Masih Asing di Telinga Ada Kun Bokator, Chinlone Tampil di SEA Games 2023, Apa Itu ? Ini Penjelasannya

6 Mei 2023, 08:09 WIB
Atlet Kun Bokator asal Depok, Alfadhila Ramadhan raih medali pertama untuk Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja. Kun Bokator merupakan salah satu dari 4 cabor yang masih asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia. /Antara/Muhammad Adimaja/

 

DESKJABAR - Ada 4 cabor atau cabang olahraga yang masih asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia diantaranya Kun Bokator dan Chinlone yang dipertandingkan di SEA Games 2023 Kamboja, cabor apa saja itu? ini penjelasannya.

Selain Kun Bokator dan Chinlone, adapun dua cabor lainnya yang masih asing terdengar dan dimainkan di SEA Games 223 adalah adalah Teqball dan Arnis

Dipertandingkannya Kun Bokator, Chinlone, Teqball dan Arnis di SEA Games 2023, tidak terlepas dari hak prerogative yang dimiliki tuan rumah Kamboja yang dianggap bisa menguntungukan mereka untuk meraih medali.

Baca Juga: Tanpa Yolla Yuliana, Shella Bernadetha Jabar Dominasi Tim Voli Putri Indonesia di SEA Games 2023 Ini Daftarnya

Baca Juga: MANTAP, Tim Hoki Indoor Putra Indonesia Akan Berebut Medali Emas Dengan Malaysia di SEA Games 2023 Kamboja

Bukan hal yang baru jika dalam setiap pelaksanaan SEA Games, tuan rumah bisa mempertandingkan olahraga tradisional dan olahraga baru yang dipertandingkan secara resmi.

Namun cabang olahraga tradisional dan olahraga baru itu, baru bisa dimasukkan ke daftar cabor yang dipertandingkan secara resmi jika diikuti minimal oleh 4 negara.

Pada pelaksanaan SEA Games 2023 di Kamboja yang baru dibuka resmi Jumat 5 Mei dan akan berakhir 17 Mei nanti ini, mempertandingkan 36 cabor, termasuk Kun Bokator, Chinlone, Teqball dan Arnis.

Penjelasan dan Devinisi 4 Cabor

Berikut 4 cabang olahraga yang masih asing terdengar di telinga masyarakat Indonesia yang ditampilkan di SEA Games 2023 Kamboja :

Baca Juga: PENGAKUAN Pelatih Myanmar Usai Dilibas Indonesia di SEA Games 2023 Kamboja, Indra Sjafri Mencari Dream Team

1. Kun Bokator

Kun Bokator adalah cabang olahraga beladiri tradisional paling mendasar di Kamboja. Dalam sejarahnya, Kun Bokator muncul pada abad ke-9 atau dipercaya berumur lebih dari 1.000 tahun dan lahir pada masa kerajaan Khmer, yang wilayahnya meliputi sebagian besar Asia Tenggara.

Olahraga Kun Bokator sendiri disebut tak jauh berbeda dengan olahraga bela diri lainnya, seperti pencak silat, muay thai, hingga Mixed Martial Art (MMA) karena didominasi pukulan sikut dan lutut

Setiap atlet yang menekuni olahraga ini bisa menyerang lawannya dengan sejumlah cara. Mereka bisa menggunakan sikut, lutut, kaki, hingga kepala untuk menyerang. Penyerangan bisa dilakukan dengan menggabungkan pukulan siku, serangan ke tulang kering, hingga kuncian.

Baca Juga: Ketika Presiden Jokowi Kebelet Pipis, Tanpa Segan Minta Sopir Berhenti di Toilet Terdekat

"Para atlet kita tak kesulitan dalam mempelajari Kun Bokator. Sebab secara umum, memiliki kesamaan dengan bela diri lainya, seperti bela diri campuran, muay thai, hingga pencak silat," ujat pelatih Kun Bakator Indonesia, Nanang Sunarya, dikutip dari Antara.

Terbukti atlet asal Jabar Alfadhila Ramadhan meraih medali perak dan menjadi medali pertama bagi Indonesia di SEA Games 2023. Alfadila mendapatkan nilai 7,67 dari juri dan merebut medali perak.

Medali emas diraih atlet tuan rumah Punleu Pichmorakoth yang mendapatkan nilai tertinggi 8,00. Perunggu milik atlet Myanmar Oo Chit Hlaing dengan nilai 7,33.

Kun Bokator menjalani debutnya di SEA Games hanya satu tahun setelah masuk dalam daftar Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO.

Seni bela diri itu juga kini semakin berkembang setelah pada satu dekade terakhir hampir punah karena sangat sedikit praktisi Kun Bokator yang menyintas rezim Khmer Merah pada 1970-an. Namun seni bela diri tersebut telah memenangi hati warga Kamboja yang ingin melestarikan budaya mereka.

2. Arnis

Arnis adalah salah satu seni bela diri yang berasal dari Filipina, di samping dua penamaan yang lain yaitu kali dan eskrima. Keseluruhannya tergabung dalam Filipino Martial Arts(FMA) yaitu seni beladiri yang mempelajari senjata dan tangan kosong yang berdasar pada seni bela diri bertongkat.

Arnis yang merupakan seni beladiri menggunakan tongkat asal Filipina itu, kembali dipertandingkan di SEA Games 2023 Kamboja, setelah sempat tampil pada SEA Games 2005 dan SEA Games 2019 ketika Filipina menjadi tuan rumah SEA Games.

Dalam Arnis, dua atlet yang mengenakan baju pelindung dan helm berupaya saling memukul lawannya menggunakan tongkat yang terbuat dari rotan.

Pada disiplinnya, setiap atlet mengenakan pakaian tradisional untuk melakukan gerakan-gerakan koreografi dengan senjata.

3. Chinlone

Chinlone adalah olahraga tradisional dari Myanmar (Burma). Olahraga tersebut bersifat non-kompetitif, dengan biasanya enam orang bermain bersama sebagai satu tim. Bola yang dipakai biasanya terbuat dari rotan buatan tangan yang suaranya mirip keranjang saat ditendang.

Chinlone merupakan keluarga sepak bola dan mirip dengan sepak takraw. Dalam bahasa Myanmar Chinlone berarti keranjang bundar.

Adapun asal muasal Chinlone kemungkinan ada hubungannya dengan permainan kuno China bernama cuju atau tsu chu, yang diakui oleh FIFA sebagai bentuk sepak bola tertua di dunia.

Olahraga ini sangat populer di Myanmar, bahkan saking tenarnya, festival Chinlone di Myanmar pernah berlangsung selama lebih dari satu bulan dan diikuti lebih dari seribu tim.

Chinlone dipertandingkan pertama kalinya pada SEA Games 2013 di Naypyidaw, Myanmar. Saat itu tuan rumah berjaya dengan meraih enam medali emas.

Adapun cara bermainnya adalah dua tim masing-masing tampil dalam set selama sepuluh menit. Enam pemain berdiri dalam arena berbentuk lingkaran berupaya menjaga bola tidak jatuh ke tanah lewat sentuhan-sentuhan akrobatik, terkadang juga anggun seperti penari, dengan kaki, lutut atau kepala mereka.

Satu pemain berdiri di tengah lingkaran atau zona poin yang berupaya menjaga bola tidak jatuh dengan mengeksekusi gerakan-gerakan yang ditentukan, sebelum meneruskan bola kepada pemain lainnya.

Poin diberikan apabila seluruh enam pemain telah sukses menjaga bola tak jatuh ke tanah. Tim dengan poin terbanyak memenangi set, dan mereka yang memenangi dua set lebih dulu keluar sebagai juaranya.

4. Teqball

Teqball adalah adalah olahraga baru yang memadukan gaya permainan sepak takraw dan tenis meja. Olahraga ini dimainkan antara dua pemain di pertandingan tunggal atau empat pemain dalam permainan ganda yang menyerupai tenis meja.

Olahraga dimainkan pada meja melengkung di atas lapangan pasir, akrilik maupun indoor dan menggunakan bola seperti yang digunakan di sepak bola, pemain bisa menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan.

Teqball direpresentasikan ditingkat internasional oleh Fédération Internationale de Teqball (FITEQ). Sejumlah pemain bola tingkat dunia tertarik untuk mencoba permainan ini setelah permainan ini dipentaskan dalam African Beach Games, Teqball sekarang ini mengincar untuk dipertandingkan di ajang Olimpiade.

Teqball pertama kali diperkenalkan pada 2014 oleh dua pengemar sepak bola yaitu Gábor Borsányi, mantan pemain sepak bola profesional dan Viktor Huszár, seorang ilmuwan komputer.

Olahraga ini kemudian cepet berkembang dan telah menarik perhatian atlet generasi baru dan pemain amatir di seluruh dunia. Bahkan para pemain sepakbola dunia sering bermain teqball.

Cara bermain dari olahraga ini adalah setiap pemain diperbolehkan menyentuh bola maksimal tiga kali, menggunakan seluruh bagian tubuhnya kecuali tangan, sebelum mengembalikannya ke lawan.

Tendangan-tendangan akrobatik para teqer, istilah pemain teqball, akan menghibur di SEA Games 2023 saat teqball dipertandingkan sebagai olahraga demonstrasi.***

 

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler