DESKJABAR - Mata dunia saat ini memusatkan perhatiannya ke Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang Jawa Timur, terutama dunia sepakbola.
Pasalnya stadion Kanjuruhan telah meminta tumbal nyawa manusia yang jumlahnya hingga mencapai ratusan orang.
Termasuk orang orang yang mengalami luka pasca laga Arema Malang vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Namun di sisi lain tidak banyak yang diketahui tentang keberadaan Stadion Kanjuruhan yang telah memakan tumbal nyawa manusia itu.
Adalah sebuah stadion sepakbola yang berada di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Kapasitasnya mencapai 42.449 tempat duduk. Stadion ini pun merupakan kandang Arema FC yang bermain di Liga 1 dan Persekam Metro FC yang bermain di Liga 3.
Dikutip dari kanjuruhan.weebly.com, Stadion Kanjuruhan berada di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Dibangun tahun 1997 dengan biaya mencapai Rp 35 milyar. Pada 9 Juni 2004, Presiden Megawati Soekarnoputri meresmikan penggunaanya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Bandung yang Paling Hits, Pemandangan Instagramable, Destinasi Liburan Terbaik
Ditandai plakat yang diletakkan di depan stadion milik Pemerintah Kabupaten Malang tersebut.
Peresmiannya pun ditandai pertandingan perdana kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema Malang vs PSS Sleman.
Itulah pertama kalinya Arema dan Aremania pindah dari kandang lama Stadion Gajayana, Kota Malang ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Sejak kepindahannya ke Stadion Kanjuruhan, kisah malang melintang datang silih berganti mengikuti perjalanan Arema.
Perjalanan skuad Singo Edan dalam menggapai mahkota Copa Indonesia tahun 2005 dan 2006.
Sebelum babak final di dua laga Piala Indonesia itu, Arema meraih kemenangan sehingga mengantarkannya kepada pertempuran di puncak dan berhasil mengangkat trofi juara dua kali berturut-turut.
Di Stadion Kanjuruhan ini pula, Aremania meraih predikat Suporter Terbaik di ajang Copa Indonesia 2006.
Bahkan ditahbiskan sebagai kampiun kompetisi sepakbola kasta tertinggi bertajuk Indonesia Super League (ISL) 2009-2010.
Kala itu, upacara penobatan juara digelar laga Perang Bintang antara Arema Indonesia vs Tim All-Star, yakni gabungan 22 pemain yang bermain di ISL pada 6 Juni 2010.
Meski Arema sebagai juara ISL harus takluk dengan skor tipis 4-5, namun di akhir laga, kiper Arema, Kurnia Meiga Hermansyah diganjar gelar Pemain Terbaik ISL 2009-2010 di Stadion Kanjuruhan.
Selanjutnya di tahun 2010, Panpel Arema mendapatkan gelar Panpel Terbaik dalam ISL 2009-2010.
Tentunya hal ini didapatkan berkat kerjasama Aremania, Panpel Arema mampu mencatatkan penonton tertinggi se-Asia Tenggara untuk musim kompetisi 2009-2010 dan 2010-2011.***