DESKJABAR– Sepakbola Indonesia berduka setelah 187 penonton yang menyaksikan pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang tewas.
Menanggapi tragedi yang terjadi di sepakbola Indonesia, Presiden FIFA Gianni Infantino menyatakan sepakbola dunia shock dengan peristiwa terebut.
Menurut Presiden FIFA Gianni Infantino, tragedy 187 penonton tewas di stadion Kanjuruhan Malang tersebut dinilai sebagai hari yang gelap.
Hal itu dikemukakan Gianni Infantino dalam pernyataan resmi FIFA yang disebarkan melalui laman fifa.com, Minggu, 2 Oktober 2022.
“Dunia sepakbola sedang shock menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan,” kata Presiden FIFA.
Gianni Infantino mengemukakan bahwa tragedy tersebut merupakan hari yang gelap untuk semua yang terlibat dalam sepakbola dan tragedy di luar pemahanan.
“Saya menyampaikan bela sungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini,” tutur Gianni Infantino.
“Bersama FIFA dan komunitas sepakbola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang terluka, bersama dengan rakyat republic Indonesia, konfederasi Sepakbola Asia, Asosiasi Sepakbola Indonesia, dan Sepakbola Indonesia,” paparnya.
Baca Juga: Wisata Hutan Bambu di Jawa Barat, Kolam Renang Air Bersih, Tempat Camping Lingkungan Sejuk
Seperti diketahui sepakbola Indonesia sedang berduka setelah 187 penonton tewas usai pertandingan Arema Malang vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam.
Kapolda Jatim Irjen Pol Nico pun kepada media menyampaikan kronologi kejadian yang membuat hamper 200 nyawa melayang.
Menurutnya, sebenarnya saat pertandingan yang berkesudahan 2-3 untuk kemenangan Persebaya Surabaya tidak ada kejadian apa-apa.
Namun seusai pertandingan, para penonton Arema berusaha turun ke lapangan.
Baca Juga: Update Daftar Nama Korban Tewas Pasca Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Jumlahnya Tembus 130 Orang
Pihak keamanan pun berusaha melakukan berbagai upaya untuk mencegah agar para penonton tidak masuk ke lapangan, termasuk menembakkan gas air mata ke arah penonton.
Merespon tragedy sepakbola Indonesia tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan Kapolri untuk mengusut secara mendalam tragedy terebut.
Jokowi pun memerintahkan kepada PSSI untuk menghentikan Liga 1 sampai ada perbaikan dalam hal prosedur penyelengaraan dan keamanan pertandingan.***