PERSIB TERKINI, Sampai Hari Ini Prestasi Persib Masih Minimalis, Permainan Monoton

8 Februari 2022, 14:22 WIB
Tim Persib Bandung, prestasi minimalis, permainan monoton /media official Persib/

DESKJABAR - Persib Bandung mengawali putaran kedua Kompetisi Liga 1 musim ini dengan hasil minimalis. Lima kali bertanding, meraih tiga kemenangan dan dua kekalahan. Kata Legenda Persib Sutiono Lamso, permainan Persib monoton.

Tiga kemenangan diraih Persib Bandung dari Persita Tangerang, Borneo FC dan Persikabo 1973. Dua kekalahan diterima anak-anak Bandung dari Bali United dan Bhayangkara FC.

Buntutnya masa depan sepak bola prestasi Persib Bandung suram. Tim berjuluk Maung Bandung terkunci di peringkat lima. Tertinggal enam angka dari Bhayangkara yang memuncaki klasemen sementara.

Baca Juga: Persib Rekrut David da Silva dan Bruno Cantahede di Liga 1, Sebuah Kesalahan Berulang?

Kegagalan squad Robert Alberts memanaskan persaingan papan atas klasemen, karena tidak kompetitifnya permainan dan mandulnya lini serang Maung Bandung di hadapan para pesaingnya.

"Permainan Persib monoton. Lini serangnya pun minim kreativitas. Bruno baru cetak satu gol. David malah lebih parah. Empat laga tanpa sebiji gol pun," kata legenda Persib Sutiono Lamso pada deskjabar, Senin 7 Februari 2022.

Pasti ada yang salah dengan performa Persib Bandung belakangan ini. Konsistensi permainan tidak stabil. Main bagus saat bentrok dengan Persikabo, tapi jelek saat menghadapi Bhayangkara.

"Dengan permainan yang naik turun seperti itu, berat untuk bisa bersaing di jalur juara. Kecuali David dan Bruno, tiba-tiba performa melejit dan  bisa jadi mesin gol," ungkap Sutiono Lamso.

Baca Juga: The Tinder Swindler, Simon Leviev Berkomentar Atas Film Dokumenter Netflix Di Story Instagramnya

Tapi sulit rasanya berharap David da Silva dan Bruno Cantanhede bisa jadi "dewa penolong". Kinerja keduanya belum menggetarkan penjaga gawang lawan.

Bahkan untuk menembus benteng pertahanan lawan, gerakan David da Silva dan Bruno Cantanhede terlihat berat. Hingga dengan mudah lawan yang menjaganya bisa mematikan gerakan dua striker Persib itu.

"Makin sulit buat David dan Bruno jadi tukang gedor ulung Persib. Karena sentuhan dan feeling gol, senjata utama striker, belum terlihat di setiap aksi David dan Bruno," cerita Sutiono Lamso.

Sutiono Lamso menduga, mandulnya David da Silva dan Bruno Cantanhede, karena sudah lama tidak bertanding dalam kompetisi resmi. Dan baru kembali mentas saat direkrut Persib Bandung.

"Makanya pergerakkannya terbatas. Kehebatan dan ketajamannya sebagai striker belum muncul. Di tengah persaingan keras Liga 1, makin sulitlah bagi keduanya untuk menunjukkan kelasnya," Sutiono Lamso bertutur.

Pantas jika kemudian nama David da Silva dan Bruno Cantanhede terus tenggelam. Tidak lagi diperhitungkan sebagai pemain hebat. Karena memang performanya tidak juga menanjak.

Riskan bagi Persib Bandung untuk menjadikan David da Silva dan Bruno Cantanhede sebagai sendi prestasinya di Liga 1 musim ini. Apalagi sebagai simbol kehebatan Persib Bandung.

"Tugas striker kan mencetak gol. Kalau tidak bisa cetak gol, masa masih harus jadi tulang punggung tim?" ungkap Sutiono Lamso.

Mestinya, lanjut Sutiono, Robert Alberts tidak lagi mengistimewakan David da Silva dan Bruno Cantanhede. Sekali dua kali tidak memasukkan namanya dalam starting line up Persib di laga wajibnya.

"Biar mereka mikir servisnya sangat dibutuhkan Persib. Masa mereka kalah tajam dari Rashid dan Kakang yang bisa cetak gol kemenangan Persib di dua kemenangan terakhir Persib. Malu dong," beber Sutiono Lamso. ***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler