Sekilas minyak makan merah
Dikutip dari laman bpdp.or.id, Kepala Divisi SBRC IPB University , Dwi Setyaningsih menyampaikan minyak makan merah atau sering disebut dengan minyak sawit merah merupakan salah satu produk turunan kelapa sawit.
Pengolahannya tidak melalui proses pemucatan untuk mempertahankan kandungan karotenoidnya. Minyak Makan Merah adalah produk yang ideal karena alami, non-GMO, bebas trans-fat, bebas PHO dan diproses pada suhu rendah.
Minyak makan merah dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung. Kelemahannya jika dikonsumsi secara langsung adalah menimbulkan rasa getir dan bau palmy yang masih tercium, serta warnanya yang merah pekat.
Baca Juga: Food Estate Tidak Gagal, di Kalimantan Tengah KIni Mulai Panen
Sementara itu menurut Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), sebagaimana dikutip laman Kementerian Pertanian, minyak makan merah masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien.
Kandungan tersebut, meliputi karoten sebagai sumber vitamin A, tokoferol dan tokotrienol sebagai vitamin E, dan squalene. Untuk itu, minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional, salah satunya sebagai salah satu bahan pangan yang anti-stunting.
Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak.
Minyak makan merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.***