"Kita hormati pilihan dan keyakinan umat Islam dalam mengawali puasa Ramadan 2024. Sikap saling menghormati perlu dikedepankan dalam menyikapi perbedaan,” kata Anna Hasbie dilansir DeskJabar dari laman Kemenag Sabtu 9 Maret 2024.
Kata Anna Hasbie dalam saling menghormati tersebut, dialog antar para pihak harus dibuka. Karena ilmu pengetahuan sudah semakin maju dan berkembang termasuk yang berkaitan dengan astronomi.
Menurut Anna Hasbie penentuan awal bulan Hijriyah termasuk awal puasa Ramadhan bisa didekati secara empiris melalui hisab dan atau melihat hilal atau rukyatul hilal dan tidak hanya berdasarkan keyakinan spiritual. Dengan demikian argumentasi juga ilmiah.
“Kemenag terus membuka ruang dialog dan diskusi terkait penentuan awal Ramadan. Dari situ diharapkan akan terjadi proses tukar informasi dan pemahaman terkait pilihan dalam mengawali puasa Ramadan,” kata Anna Hasbie.
Adanya perbedaan dalam penetapan awal puasa Ramadhan tersebut pihak Kemenag meminta umat Islam agar menyikapi perbedaan tersebut dengan saling menghargai dan saling menghormati, serta mengendapkan dialog antar para pihak.***