DESKJABAR - Dalam sistem penanggalan tahun Masehi, bulan Februari merupakan bulan kedua setelah Januari. Berbeda dengan bulan lainnya seperti Maret, April, Mei dan seterusnya hingga Desember yang memiliki jumlah hari 30 atau 31 hari, bulan Februari dikenal hanya memiliki 28 hari saja.
Namun bulan Februari di tahun 2024 ini agak berbeda. Bulan Februari di tahun 2024 memliki keistimewaan yaitu jumlah harinya ada 29 hari, atau lebih 1 hari dari biasanya. Kenapa bisa begitu?
Ternyata, bulan Februari yang memiliki 29 hari hanya terjadi di Tahun Kabisat saja. Di luar itu, jumlah hari di bulan Februari normal yakni 28 hari. Lalu apa itu Tahun Kabisat?
Dilansir dari situs History. disebutkan bahwa Tahun Kabisat pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar bersama dengan filsufnya, Sosigenes.
Baca Juga: Pakar Politik: Hak Angket Jangan Hanya Menyasar Pilpres Saja Tapi Harus Sekalian dengan Pileg
Baca Juga: Tarif Baru Tol Japek dan Tol MBZ Akan Naik, Ini Daftar Bocoran Tarif Baru
Mereka memodifikasi kalender Romawi kuno dengan menambahkan satu hari di bulan kedua setiap tahun keempat, yaitu Februari.
Namun, pada abad ke 16 sejumlah ilmuwan mengatakan perhitungan Julius Caesar masih kurang tepat sehingga menjadi
masalah bagi Gereja Katolik berkaitan dengat tanggal Paskah.
Kemudian, Paus Gregorius XIII menugaskan untuk membuat kalender yang dimodifikasi dan disebut kalender Gregorian
yang sekarang digunakan.
Dalam kalender Gregorian inilah, maka selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan hanya pada tahun-tahun abad yang habis dibagi 400 atau 4 yang disebut tahun kabisat.