Prof Agus berharap pengetahuan yang diperoleh dari workshop ini dapat diimplementasikan secara efektif oleh para guru BK di sekolah masing-masing, untuk mendukung perkembangan lebih baik bagi para anak didik.
Narasumber workshop, dr Elvine Gunawan SpKj mengungkapkan keunikan generasi Z mencakup berbagai aspek yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Mereka memperlihatkan ketidakpedulian terhadap proses, terutama dalam konteks kesejahteraan mental.
“Dampak media sosial pada generasi Z juga sangat signifikan, di mana mereka aktif mengakses informasi dan menangani berbagai masalah secara mandiri melalui platform online,” terang psikiater sekaligus founder Mental Hub Indonesia ini.
dr Elvine melanjutkan, guru BK pada masa kini menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi, seiring dengan tuntutan untuk menyediakan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan generasi Z.
“Data menunjukkan bahwa 57 persen dari gen Z mengalami trauma terkait lingkungan dan isu sosial, dengan fokus utama pada dinamika keluarga sebagai karakter sulit yang seringkali menjadi permasalahan,” paparnya.
Ia menambahkan pentingnya pengalaman masa kanak-kanak sebagai penentu regulasi pertumbuhan individu menjadi isu sentral. Hal itu dapat mempengaruhi apakah generasi Z akan mencapai perkembangan yang sehat atau menghadapi hambatan tertentu.
“Oleh karena itu, pemahaman mendalam terhadap isu-isu ini menjadi kunci, termasuk pembelajaran nilai-nilai gentleman yang dapat membimbing perjalanan kehidupan mereka,” pungkasnya.***