KEMARAU Parah, Indonesia Defisit Beras Hingga Desember, Badan Pangan Siapkan 1,6 Juta Ton untuk Cadangan

- 26 Agustus 2023, 09:12 WIB
Ilsutrasi sawah kekeringan. Bapanas memperkirakan Indonesia mengalami defisit beras selama 9 bulan hingga Desember 2023.
Ilsutrasi sawah kekeringan. Bapanas memperkirakan Indonesia mengalami defisit beras selama 9 bulan hingga Desember 2023. /Antara/Syifa Yulinnas./

DESKJABAR – Dalam akun instagram resminya, Greenpeace Indonesia menyatakan bahwa saat ini Indonesia menghadapi defisit beras. Hal ini sebagai akibat kemarau kali ini terasa lebih parah yang diperburuk dengan krisis iklim dan El Nino.

Bahkan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam sebuah diskusi virtual yang dilaksanakan pada Maret 2023, defisit beras yang dihadapi Indonesia akan berlangsung selama 9 bulan hingga Desember 2023. Bapanas sendiri untuk menghadapi situasi seperti itu, saat ini telah menyiapkan 1,6 juta ton beras sebagai cadangan.

Baca Juga: PROSES Pembebasan Lahan Tol Getaci Capai Desa Terujung di Tahap 1, Desa di Garut Ini Jadi Exit Tol Terakhir

Upaya impor yang selama ini selalu menjadi jawaban untuk menghadapi kekurangan stok beras di dalam negeri, juga akn menghadapi kendala besar. Alasannya, negara-negara produsen beras dunia seperti India dan Thailand memperketat kebijakan ekspor beras mereka.

Sejumlah negara utama penghasil beras dunia seperti India dan Thailand menghadapi kekeringan yang menghambat sektor pertanian mereka dan berdampak pada penurunan produksi beras mereka. Mereka lebih mengutamakan pasar untuk kebutuhan domestik.

Defisit beras yang terjadi di Indonesia diperparah dengan kendala irigasi di daerah-daerah lumbung padi nasional seperti di Karawang.

Defisit Beras hingga Desember 2023

Melalui akun Instagram @greenpeace.id, merema mengutip pengamat senior Indef, Bustanul Arifin, telah mewanti-wanti kepada pemerintah bahwa sebagai dampak kemarau tahun ini yang lebih parah dibanding 2020-2022, membuat produksi beras Indonesia mengalami penurunan drastic.

Bustanul menyebutkan bahwa Juli hingga September 2023 Indonesia mengalami deficit beras mencapai 420 ribu ton.

Bahkan dalam sebuah diskusi virtual yang berlangsung Maret lalu, Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Maino Dwi Hartono mengungkapkan data perkiraan produksi beras tahun ini.

Baca Juga: JUMAT Siang, Polusi Udara Jakarta Terparah di Dunia, Sama dengan Kota di Jabar Ini, Kelompok Ini Paling Rentan

Maino mengemukakan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Bapanas, diperkirakan Indonesia akan mengalami defisit beras selama sembilan bulan.

"Prognosa produksi dan ketersediaan beras kami menunjukkan sembilan bulan ini (produksi beras) defisit. Tapi ini data sementara,  artinya data ini bergerak setiap bulan sesuai update dari BPS," ujarnya ketika itu.

Maino menambahkan, deficit beras sepanjang tahun 2023 ini terjadi pada Januari, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan desember 2023. Sedangkan di bulan Februari, Maret dan April, Indonesia mengalami surplus karena panen raya.

Adapun  daftar defisit dan perkiraannya adalah

  • Januari : 815.775 ton
  • Mei : 383.936 ton
  • Juni : 182.039 ton
  • Juli : 76.527 ton
  • Agustus : 413.976 ton
  • September : 188.990 ton
  • Oktober : 343.703 ton
  • November : 728.245 ton
  • Desember : 1,29 juta ton

Data BPS, realisasi produksi beras Indonesia sepanjang Januari-Juni 2023 diperkirakan 18,4 juta ton. Sementara proyeksi produksi pada Juli-September 2023 berkisar 7,24 juta ton. Dengan demikian, produksi beras sepanjang Januari-September 2023 diproyeksikan 25,64 juta ton. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan produksi beras periode sama tahun lalu yang tercatat 26,17 juta ton.

Saluran Air Rusak

Kondisi ini kian diperpah dengan terjadinya kerusakan saluran air tersier yang terjadi di Karawang. Akibatnya, sekitar 1000 hektar terganggu.  Hal itu sawah dikhawatirkan mengganggu produksi beras di Karawang yang selama ini dikenal sebagai lumbung padi nasional.

Baca Juga: Kemenkumham CPNS 2023, Ribuan Formasi Dibutuhkan untuk Kualifikasi Pendidikan Ini, Simak Syarat dan Jadwalnya

Ancaman 1000 hektare sawah di Karawang akan terganggu dinyatakan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKP) Karawang Asep Hazar.

Menurutnya, sekitar 1000 hektare sawah di wilayahnya akan mengalami kekeringan. Kekeringan bukan disebabkan oleh kemarau, melainkan akibat rusaknya saluran air tersier.

Asep memeparkan bahwa di musim kemarau ini, sebenarnya pasokan air di saluran irigasi mencukupi. Namun karena adanya sedimentasi di saluran tersier, menyebabkan aliran air di saluran tersier yang langsung ke sawah-sawah mengalami gangguan.

Amankan 1,6 Juta Ton Beras

Menghadapi defisit beras serta mengantisipasi terjadinya kenaikan harga, Bapanas memastikan bahwa cadangan beras pemerintah aman. Bapanas telah mengamankan sebanyak 1,6 juta ton beras yang disiapkan untuk penyakuran bantuan pangan dan stabilisasi harga beras.

Hal itu dikemukakan Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya di Jakarta pada Selasa, 22 Agustus 2023.

“Kami sampaikan bahwa stok beras di Bulog ada dan cukup untuk bantuan pangan dan stabilisasi harga, jumlah 1,6 juta ton beras secured sesuai arahan Bapak Presiden dalam ratas sebelumnya,” paparnya.

Baca Juga: Persib Bandung Incar Kemenangan Perdana di Kandang Sendiri Saat Hadapi Tim Milik Raffi Ahmad RANS Nusantara FC

Arief memastikan bahwa cadangan beras ini akan terus bertambah seiring penyerapan gabah/beras yang terus dilakukan oleh Perum Bulog. Dengan stok beras tersebut, Arief meminta masyarakat untuk berbelanja dengan bijak, membeli bahan pangan secukupnya untuk keperluan sehari hari.

Terkait adanya kecemasan akan terjadinya kenaikan harga beras, Arief mengatakan bahwa untuk meredam kenaikan harga beras, pihaknya terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah.

Selain itu, demi menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah, pemerintah akan segera kembali menggelontorkan bantuan pangan beras kepada 21,353 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang tersebar di seluruh provinsi.***

Ingin mengetahui berita tentang pertanian lainnya, pantau di Google News Desk Jabar. KLIK DI SINI

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah