Epicenter 8,63° LS, 110,08° BT, berpusat 67 Km (semula 86 km) barat daya Bantul, DIY, dengan kedalaman 25 km. Meski pusat gempa Bantul ini berada di laut, kata BMKG tidak berpotensi tsunami.
Sementara itu, melihat intensitas guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercally Intensity, BMKG mengidentifikasi gempa Bantul di wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen dan Ponorogo pada IV MMI,
Sedangkan Kediri III – IV MMI dan Mojokerto III MMI. BMKG mendeskripsikan semakin tinggi tingkat MMI, dampak yang dirasakan semakin besar.
BMKG juga mendeskripsikan skala IV MMI yaitu guncangan dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sementara itu Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam akun Twitter pribadinya @daryonoBMKG menjelaskan, memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa Bantul merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)", kata Daryono.
Baca Juga: Soal Patung Soekarno di Bandung, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Dikritik Keras Netizen
Menurut dia, gempa Bantul dirasakan di Yogyakarta, Tulungagung, Nganjuk, Kebumen, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek (IV MMI). Karangkates, Klaten, Kediri, Kulonprogo, Wonogiri (III-IV MMI). Lalu Banjarnegara, Purbalingga, Purwokerto, Mojokerto, Pacitan, Gresik, Malang, Salatiga, Jepara (III MMI)
"Gempabumi ini mengakibatkan kerusakan ringan hingga sedang di Kec. Piyungan, Kec. Kasihan Kab. Bantul, Ds. Jetis Kidul, Kec. Arjosari, Kab. Pacitan; Kec. Pracimantoro, Kab. Wonogiri", jelas Daryono.