Network
DESKJABAR – Prediksi adanya El Nino 2023 di Jawa Barat alias kekeringan sudah dimunculkan oleh BMKG, namun kemungkinan hujan ternyata masih ada sejumlah kabupaten. Ada gambaran masing-masing kabupaten prediksi curah hujan antara rendah dan menengah.
Berdasarkan peta prakiraan curah hujan untuk Juni 2023 yang dibuat oleh BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) per 1 Mei 2023, umumnya di Jawa Barat masih akan turun hujan pada Juni 2023, tetapi skalanya adalah rendah sampai menengah.
Dari peta tersebut, hujan diprediksi masih ada di tenggara dan tengah, serta barat laut Jawa Barat (curah antara 20-150 mm). Lain halnya di utara sampai timur laut Jawa Barat, hujan diprediksi kemungkinan sangat rendah (0-20 mm).
Baca Juga: Menjelang Kemarau 2023 di Majalengka, Pohon Beringin Ini Harapan Sumber Air Warga
Gambaran wilayah
Ada gambaran diperoleh DeskJabar, keyakinan pada Juni 2023 masih ada hujan walau diprediksi ada El Nino atau kekeringan, bukan hanya dari BMKG. Sejumlah kalangan petani di Kabupaten Bandung dan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat pun juga meyakini hujan masih ada pada Juni 2023.
Pada Mei 2023, sejumlah petani perkebunan di Desa Cisondari, Kabupaten Bandung sedang menyiapkan lubang tanam untuk penanaman 30.000 bibit tanaman teh pada Juni 2023. Berbagai bibit tanaman teh itu merupakan bantuan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, sebagai rehabilitasi perkebunan teh rakyat di Cisondari.
Kembali kepada prediksi dari BMKG, dari peta, pada Juni 2023 bahwa di tenggara Jawa Barat, yaitu Pangandaran (100-150 mm). Namun di sebagian Tasikmalaya, Cianjur, Bogor, Depok, dan utara Purwakarta masih ada hujan rendah (50-100 mm).
Selebihnya, yaitu di kawasan Bandung, Garut, Ciamis, utara Tasikmalaya, Sukabumi, Subang, Sumedang, Majalengka, dan Kuningan, curah hujan adalah sangat rendah (20-59 mm). Namun di Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon, curah hujan paling rendah (0-20 mm).
Baca Juga: Pilgub Jabar 2024, Adakah Calon yang Serius Melindungi Pertanian Jawa Barat ?
Kementerian Pertanian
Sementara itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menghimbau kalangan petani bersiap menghadapi kondisi El Nino 2023 alias kekeringan. Pelatihan bagi banyak penyuluh pertanian dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Kementerian Pertanian.
BBPP Lembang kembali melakukan pelatihan penyuluh pertanian dan peyani, untuk menghadapi cuaca ekstrem El Nino yang diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2023 mendatang.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meminta pelatihan tersebut dapat dilakukan serentak di seluruh Indonesia serta membentuk gugus tugas El Nino dan melakukan mitigasi adaptasi.
Baca Juga: Gerai Produk Petani Milenial Ditutup di Ciwalk Bandung, Apakah Tidak Laku di Pasaran ?
Sebagai informasi, cuaca ekstrem yang melanda dunia saat ini terbagi menjadi dua bagian. Pertama adalah el nino atau fase hangat dan kedua el nina atau fase dingin. Saat ini, sekitar 10 persen dari wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau yang berlangsung di sejumlah sentra pertanian.
"Fenomena el nino merupakan ancaman serius terhadap produksi pangan, baik di subsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan. Oleh karena itu, sekali lagi diperlukan langkah antisipasi dan adaptasi dengan pelatihan petani dan penyuluh," katanya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi mengatakan, pelatihan kali ini dibuat khusus untuk menghadapi El Nino. “Kami undang juga BMKG dalam memastikan prediksi dan kondisi yang ada saat ini," jelasnya. ***
