Kementan Gencarkan Pertanian Pakai Pupuk Organik Melalui Genta Organik, TNI-AD Pelaku Pembangunan Pertanian

- 16 Maret 2023, 18:44 WIB
Kementerian Pertanian menggencarkan pertanian organik, untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional.
Kementerian Pertanian menggencarkan pertanian organik, untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional. /dok Kementerian Pertanian

DESKJABAR – Kementerian Pertanian (Kementan) menggencarkan pertanian pakai pupuk organik, untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional. Melalui Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) bermitra TNI-AD untuk pembangunan pertanian.

Pihak Kementan melakukan pelatihan sejuta petani dan penyuluh tahun 2023 dengan tema Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) dan Bimtek Sinergitas TNI - AD dengan Kementerian Pertanian dalam rangka mendukung program Ketahanan Pangan Nasional, yang dibuka di Gedung Jenderal M. Yusuf, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, 16 Maret 2023.

Tujuan gerakan Genta Organik adalah meningkatkan usaha pertanian secara organik, dengan ketersediaan dan kecukupan pupuk organik.

Ketersediaan dan kecukupan pupuk organik

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas hasil pertanian di Indonesia adalah ketersediaan dan kecukupan pupuk anorganik.

"Sampai saat ini, untuk memenuhi ketersediaan dan kecukupan pupuk organik sangat sulit dan mahal karena beberapa bahan bakunya masih tergantung impor dari negara lain," kata Menteri Syahrul.

 Baca Juga: BOGOR BERDUKA,  Dikepung Bencana Longsor di Sejumlah Titik, Wakil Walikota Ingatkan Waspada Cuaca Ekstrim

Diantara tempat bahan baku maupun produksi pupuk adalah Rusia dan Ukraina yang sedang berperang. Sebab itu, Kementan, mendorong para petani menggunakan pupuk organik dan hayati secara mandiri dan masif.

Menurut Syahrul Yasin Limpo, gerakan ini tidak berarti meninggalkan penggunaan pupuk anorganik sepenuhnya. Melainkan, boleh menggunakan pupuk kimia dengan ketentuan tidak berlebihan atau menggunakan konsep pemupukan berimbang.

Dia berharap melalui Genta Organik, kebutuhan pangan tetap terjaga dan berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi, penghasil devisa negara, sumber pendapatan utama rumah tangga petani, dan penyedia lapangan kerja.

 Baca Juga: Disparbud Wonosobo Kembangkan Obyek Wisata 5 Dieng Baru untuk Promosi Wisata

Pada kesempan yang sama, Mentan juga menyampaikan bahwa keterlibatkan Komando Daerah Militer (Kodam) XIV Hasanuddin di sektor pertanian akan menjadi energi baru dalam mengakselerasi pertanian yang lebih baik.

"Saya menaruh sekali harapan bahwa inilah implementasi dari kerja sama TNI Kementan secara nasional yang secara konkret langkahnya diambil oleh Bapak Pangdam XIV Hasanuddin," kata Mentan Syahrul.

Mayor Jenderal atau Mayjen TNI, Totok Imam Santoso mengapresiasi Kementan yang telah yang telah memberikan peluang kepada Bintara Pembina Desa (Babinsa) sebagai pelaku di sektor pertanian.

 Baca Juga: Guru di Cirebon Bilang Maneh, Ridwan Kamil: Saya Tidak Anti Kritik, Seorang Pemimpin Tidak Boleh Anti Kritik

"Beliau pada hari ini memberikan sautu kemudahan-kemudahan dan kerja sama dengan kita, yang tadinya Babinsa hanya pendamping sekarang jadi pelaku. Saya terima kasih," kata dia.

Dia mengatakan, TNI-AD akan all out membantu mewujudkan ketahanan pangan yang selama ini sedang digencar pemerintah pusat dalam hal ini Kementan.

"Sudah ada arahan dari pimpinan saya dari Panglimana TNI dan Bapak Kasad bahwa keberadaan TNI-AD harus bisa membantu pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan masyarakat dalam menghadapi masalah," kata dia.

 Baca Juga: BMKG: Prakiraan Cuaca Ciamis Jumat 17 Maret 2023, Didominasi Berawan dan Hujan Ringan

Peran Babinsa

Totok mengatakan akan mengikutkan 5043 Babinsa yang tersebar Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat. "Walaupun di sini terbatas, tapi nanti akan dilatihkan sendiri. Jadi, harapan saya semua Babinsa tah dan tidak hanya pendampingan dan sebagai pelaku," imbuh dia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya akan membangun 1.020 titik demplot pembuatan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida alami.

"Ini akan menjadi tempat pembelajaran petani dalam mengembangkan sistem produksi pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami, sehingga dapat mengimplementasikan dan menerapkannya secara mandiri di lahan usaha taninya," tutur dia.

Baca Juga: BMKG: Prakiraan Cuaca Ciamis Jumat 17 Maret 2023, Didominasi Berawan dan Hujan Ringan

Peserta yang mengikuti Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh kali ini sebanyak 1.800.000 orang yang terdiri dari 1.761.907 petani dan 38.093 berasal dari penyuluh pertanian. Total keseluruhan yang mengikuti pelatihan ini sejak digulirkan sebanyak 11 juta peserta.

Bukan hanya itu, sejak tahun 2020, BPPSDMP telah melatih petani dan penyuluh secara hybrid melalui berbagai program lainnya, yakni Mentan Sapa Petani dan Penyuluh Pertanian (MSPP), Ngobrol Asyik Penyuluhan (Ngobras), Bertani on Cloud (BoC), dan Milenial Agriculture Forum (MAF).

Tahun 2020 jumlah peserta dilatih sebanyak 986.558 peserta. Tahun 2021 jumlah peserta mencapai 2.331.530. Sedangkan di tahun 2022 Kementan melatih sebanyak 6.567.531.

Baca Juga: HARGA Emas Meroket Tidak Wajar Dipicu Oleh Kebangkrutan Bank Raksasa di AS, Serta Prediksi Sepekan ke Depan

Sementara di awal tahun 2023 peserta yang dilatih sebanyak 319.544. Sehingga secara kumulatif sampai bulan Februari 2023, total peserta yang telah dilatih mencapai 10.205.163.

Hasil pelatihan sejak 2020 sudah dapat dirasakan oleh petani, yaitu sebanyak 546.469 orang Petani Milenial yang dibina Kementan, yang mengakses KUR sebanyak 140.158 orang dengan jumlah akad senilai Rp. 6.570.382.877.462.

Tidak hanya itu, total peserta yang dilatih pada pelatihan sejuta petani dan penyuluh (purnawidya) sebanyak 6.724.637 peserta, 900.155 diantaranya memanfaatkan KUR dengan jumlah akad Rp 29.263.244.103.904. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Siaran Pers


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x