Profil dan Biodata Lengkap DN Aidit, Tokoh Penting pada Peristiwa Berdarah G30S PKI Tahun 1965

- 24 September 2022, 13:33 WIB
Gerakan 30 September yang dipimpin DN Aidit merupakan peristiwa yang sangat penting dan tidak hanya bagi bangsa Indonesia/Foto: Arsip Nasional RI
Gerakan 30 September yang dipimpin DN Aidit merupakan peristiwa yang sangat penting dan tidak hanya bagi bangsa Indonesia/Foto: Arsip Nasional RI /

DESKJABAR – Diketahui, gerakan 30 September (G30S) PKI adalah peristiwa berdarah di tahun 1965.

DN Aidit adalah salah satu tokoh penting pada peristiwa itu.

Karena Dipa Nusantara Aidit atau dikenal juga dengan DN Aidit adalah Ketua CC-PKI pada tahun 1965.

Gerakan 30 September yang dipimpin DN Aidit merupakan peristiwa yang sangat penting dan tidak hanya bagi bangsa Indonesia.

Baca Juga: WAJIB DICOBA! Inilah 5 Warung Nasi TO Pavorite di Tasikmalaya: Ada yang Harus Antre Karena Banyak Pembeli

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Marshall Green menyebutkan bahwa G30S merupakan peristiwa yang membahayakan AS.

Lantas siapa sosok Dipa Nusantara Aidit atau dikenal juga dengan DN Aidit itu?

Dilansir DeskJabar.com dari kanal YouTube Data Fakta berjudul 'Ketua Terakhir PKI! Inilah Biografi dan Fakta Mengejutkan Dipa Nusantara Aidit (D.N. Aidit)' tayang setahun silam, berikut ini adalah profil dan biodata lengkap DN Aidit.

Dipa Nusantara Aidit atau yang lebih dikenal DN Aidit lahir di Belitung, 30 Juli 1923 silam.

Baca Juga: Heboh Anne Ratna Gugat Cerai Dedi Mulyadi, Apa Saja Alasan untuk Bercerai yang Dapat Diterima Hakim?

Nama ayahnya adalah Abdullah Aidit. Ibunya bernama Mailan termasuk keluarga ningrat Belitung.

Sebenarnya DN Aidit lahir dengan nama Achmad Aidit yang kemudian akrab dengan sapaan Ahmad.

Namun entah atas dasar apa menjelang dewasa dia mengganti namanya menjadi Dipa Nusantara Aidit yang langsung disetujui orang tuanya.

Pendidikan Dipa Nusantara Aidit

Baca Juga: Bingung Liburan Akhir Pekan Kemana? Ini 7 Destinasi Wisata di Jonggol, Bogor yang Hits dan Instagramable

Dipa Nusantara Aidit atau Achmad Aidit kecil menamatkan sekolahnya di Hollands Inlandsche School (HIS) atau sekolah dasarnya anak-anak sekarang.

DN Aidit dikirim ke Batavia (Jakarta) untuk melanjutkan ke sekolah dagang bernama Middlestand Handels School (MHS).

Nah, di Jakarta DN Aidit mulai berkenalan dengan banyak pemuda, mahasiswa yang bercita-cita memerdekakan diri dari penjajahan Belanda.

Sumber lain menyebutkan, hubungannya dengan orang-orang politik semakin bertambah seperti Sukarni, Chaerul Saleh, Adam Malik, Djohan Nur, dan tokoh-tokoh pemuda pejuang saat itu.

Baca Juga: 3 Tempat Nongkrong Paling Kekinian, Cafe Hits di Sukabumi dengan View Instagramable, Libur Akhir Pekan Asyik

Kemudian DN Aidit masuk organisasi Angkatan Pemuda Indonesia (API) yang berkantor di Menteng 31, serta Soekarno, Mohammad Hatta dan Muhammad Yamin menjadi guru DN Aidit kala itu.

Dipa Nusantara Aidit menyukai buku-buku klasik tentang politik dan ekonomi.

DN Aidit mulai mengenal serta membaca buku tebal Das Kapital karya Karl Marx (1818-1883).

Dia juga mulai mengenal serta mempelajari pemikiran Friedrich Engels (1820-1895), Fuerbach, Friedrich Nietszhe (1844-1900), serta buku-buku yang lainnya seperti karya Mao Zedong dan pemimpin Tiongkok lainnya.

Baca Juga: Wisata Kuliner PERSIS EXPO Penyerta Muktamar Ke 16 Persatuan Islam di Hotel Sutan Raja Soreang, Ada 60 Stand

Karir Politik DN Aidit

Selanjutnya, DN Aidit mengikuti kursus-kursus yang diadakan oleh para aktivis Angkatan Indonesia Baru yang diselenggarakan di Menteng 31.

Menteng 31 adalah tempat penggodokan para pemuda untuk menjadi pemimpin.

para pemuda termasuk DN Aidit diasramakan di tempat pelatihan Menteng 31 ini, hingga pada suatu kesempatan beberapa pemuda sepakat untuk mendirikan Gerakan Indonesia Merdeka (Gerindom).

Baca Juga: BANK SYARIAH INDONESIA Buka LOWONAN KERJA, Butuh Pegawai Baru, Lulusan S1, Catat Batas Waktu Pendaftaran

Nah, ketuanya dipegang oleh D N Aidit, dibantu oleh MH Lukman dan Suko.

Kemudian mereka membangun organisasi semi militer yang bernama 'Barisan Banteng' yang dipimpin oleh Chalid Rasyidi, D N Aidit dan Salam.

Pengaruh DN Aidit dalam PKI

Pada peristiwa Gerakan 30 September G30S tahun 1965, sebagaimana diketahui bersama, DN Aidit ikut merumuskan dan memerintahkan untuk menjalankan penculikan para jenderal Angkatan Darat.

Baca Juga: Jadwal Nonton Preman Pensiun 6 Hari Ini Episode 27 di RCTI: Kang Mus Mengintai Roy, Parkiran Dikuasai Didu

Jendral tersebut terdiri dari Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Soetojo Siswomihardjo, Mayor Jenderal Soeprapto, Mayor Jenderal Harjono, Brigadir Jenderal Donald Pandjaitan dan Kapten Czi Pierre Tendean.

Namun aksi tersebut gagal.

Nah, setelah peristiwa berdarah G30S gagal, DN Aidit kabur ke Yogyakarta.

Dan pada tanggal 21 November 1965 di tempat persembunyiannya di Kampung Sambeng. DN Aidit ditembak mati di belakang rumah Komandan Batalyon Infanteri 444. ***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Youtube Data dan Fakta


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x