5 Fakta Menarik Pesantren Shiddiqiyyah Jombang yang Izinnya Dicabut Kemenag

- 8 Juli 2022, 13:15 WIB
Inilah bangunan mirip babancong yang ada di Pesantren Siddiqiyyah Jombang yang disebut sebagai tempat dzikir.
Inilah bangunan mirip babancong yang ada di Pesantren Siddiqiyyah Jombang yang disebut sebagai tempat dzikir. /Tangkapan layar YouTube Klinik Hati/

DESKJABAR- Inilah lima fakta menarik tentang Pesantren Shiddiqiyyah Ploso, Jombang, Jawa Timur, yang izin operasionalnya dicabut Kemenag (Kementerian Agama).

Lima fakta Pesantren Shiddiqiyyah Jombang ini mengungkap beberapa sisi, di antaranya tetanng sejarah pediriannya, perkembangan dan kondisi pesantren sekarang serta yang lainnya.

Lima fakta menarik tentang Pesantren Shiddiqiyyah Jombang ini dirangkum dari berbagai sumber, baik dari situs Kemenag, situs Pesantren Shiddiqiyyah sendiri serta penerbitan ilmiah berupa skripsi mahasiswa.

Berikut lima fakta menarik tentang Pesantren Shiddiqiyyah Jombang yang berhasil dihimpun.

1. Berawal dari Thariqoh Shiddiqiyyah

Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Ploso Jombang, Jawa Timur berawal dari didirikannya Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) pada 1973.

Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah didirikan sebagai wadah formal aktivitas Thoriqoh Shiddiqiyyah yang pada saat itu telah berkembang di Jombang.

Apa itu Thariqoh Shiddiqiyyah? Thoriqoh Shiddiqiyyah adalah salah satu aliran tasawuf. Banyak yang mengatakan thoriqoh ini dibawa oleh ulama-ulama Irbil, Iraq.

Di Indonesia, Thoriqoh Shiddiqiyyah disebarkan oleh KH Muchammad Muchtar Mu’thi, pendiri Pesantren Shiddiqiyyah Ploso Jombang. Ia dikenal sebagai mursyid atau guru tarekat bagi masyarakat.

Baca Juga: Inilah Profil Pesantren Shiddiqiyyah Jombang di EMIS Kemenag, yang Izin Operasionalnya Dicabut

Setahun setelah Yayayan Pendidikan Siddiqiyyah berdiri, KH Muchammad Muchtar Mu’thi mendirikan Pesentren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Ploso, Jombang. Kini pesantren itu menjelma menjadi pesantren besar.

2. Hubbul Wathan Minal Iman

Hubbul Wathan Minal Iman artinya cinta tanah air sebagian dari iman. Kalimat ini menjadi semboyan Pesantren Siddiqiyyah Jombang dan menjadi bagian dari pendidikannya.

Skripsi seorang mahasiswa niversita Negeri Malang berjudul "Perkembangan Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Pusat Losari, Ploso, Jombang : Pesantren Cinta Tanah Air (1973-2012), menyebutkan, pendidikan cinta tanah air di Pesantren Siddiqiyyah ini juga menjadi kurikulum pendidikan formal dan mata pelajaran utama yang diajarkan di sini.

Untuk mendukung pendidikan cinta tanah air ini, pihak pesantren mendirikan berbagai monumen kebangsaan di lingkungan pesantren. Di antaranya ada peta Indonesia yang terhampar di areal cukup luas, kemudian lambang Garuda Indonesia yang banyak tersebar di lingkungan pesantren.

3. Pesantren megah

Pesantren Majma’al Bahrain Shiddiqiyyah Jombang berdiri di Jalan Raya Ploso Barat RT/RW.002/003, Kec. Ploso, Jombang, Jawa Timur. Menurut pihak Kemenag, pesantren ini menempati areal seluas 6000 meter persegi.

Tayangan YouTube Klinik Hati, 10 Juni 2019, mengungkap kemegahan pesantren ini. Dalam tayangan itu terlihat, di pintu masuk dibangun gapura indah.

Kemudian di dalam pesantren ada sebuah areal yang didedikasikan untuk guru mursyid Thoriqoh Siddiqiyyah KH Muchammad Muchtar Mu’thi yang bergelar Syech Muchtarulloh Al Mujtabaa.

Baca Juga: Adik Gus Dur, Lily Khodijah Wahid Wafat, Jenazah Akan Dimakamkan di Pesantren Tebu Ireng Jombang

Ada pula panggung kusus semacam babancong berbentuk bulat yang agak tinggi. Babancong itu dibatasi dengan pagar besi yang indah. Disebutkan, babancong ini adalah tempat berdzikirnya guru mursyid.

Di dalam pesantren pun berdiri monumen indah dan megah. Monumen itu berbentuk bulat, diapit dua tiang yang indah juga.

Di monumen yang bulat itu tertulis "SEMBOYAN AL MURSYID THORIQOH SIDDIQIYYAH SYECH MUCHTARULLOH AL MUJTABAA, SAYA TIDAK KE MANA MANA SAYA ADA DI MANA MANA. Di sisi bulatan tersebut dihiasi relief bentuk bunga.

Kemudian di kediaman guru mursyid, di halamannya, berjejer ratusan kursi tempat para tamu atau para murid bertemu guru.

4. Dikepung kepolisian

Pada Kamis 7 Juli 2022, aparat dari Polda Jawa Timur mengepung Pesantren Shiddiqiyah Ploso, Kabupaten Jombang. Pengepungan dilakukan untuk menangkap tersangka berinisial MSAT.

MSAT yang merupakan putra dari pendiri Pesantren Asiddiqiyyah, diduga telah melakukan pencabulan terhadap lima santriwati.

Kasus yang diduga dilakukan MSAT terjadi pada 2017 dan MSAT ditetapkan sebagai tersangka sejak tahun 2020.

Namun MSAT selalu mangkir dari panggilan Polda Jatim. Baru kemudian Kamis malam tadi MSAT berhasil diamankan pihak kepolisian. Bahkan kasus MSAT ini akan segera dilimpahkan ke Kejaksaan.

Baca Juga: UPDATE Berita Vanessa Angel Hari Ini, Tubagus Joddy Ditahan di Polres Jombang, Simak Kronologis Perkaranya

5. Operasional pesantren dibekukan

Kemenag membekukan izin operasional Pesantren Shiddiqiyyah, Jombang, Jawa Timur, menyusul peristiwa tersebut.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag, Waryono, mengumumkan pembekuan izin operasional Pesantren Shiddiqiyyah, Kamis 7 Juli 2022 kemarin.

Dikatakannya, tindakan tegas pembekuan izin itu diambil karena salah seorang pimpinan Pesantren Shiddiqiyyah berinisial MSAT alias Mas Bechi menjadi buronan polisi dalam kasus pencabulan dan perundungan terhadap santri.

Dalam EMIS Kemenag, Pesantren Siddiqiyyah memiliki ijin operasional dengan SK Ijop No: 875/Kk.13.12.5/11/2018, tanggal SK : 12 April 2018.

Dengan keputusan Kemenag tersebut maka Ijop Pesantren Siddiqiyah sekarang tak berlaku lagi.

Itulah lima fakta tentang Pesantren Siddiqiyyah Jombang yang berhasil dihimpun.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah