Tetapi lima sosok tersebut akan mundur satu persatu dengan sendirinya, hingga menyisakan dua kandidat.
Dari lima sosok itu, yang pertama orang Jawa. Bukan hanya sukunya, tetapi juga darahnya mengalir darah Jawa. Dia berkulit putih bertubuh gempal, berbudi luhur.
Baca Juga: Mudik dan Liburan Lebaran di Bandung, Mobil Pick Up Pakai Terpal, Terasa Asyik dan Hangat
Sosok yang kedua, laki-laki berkulit sawo matang, bertubuh fisik proposional, tinggi standar Indonesia. Dia asli berdarah Jawa.
“Yang ketiga sama berdarah Jawa, tingginya lebih kurang 165 cm, berkulit putih, bertubuh gempal berdarah Jawa Sunda,” kata dia.
Yang keempat, berkulit sawo matang, postur tubuh tinggi. Sama dengan sosok yang kedua, berkulit sawo matang, bertubuh tinggi, tidak standar Indonesia; berwibawa dan mempunyai kemauan yang sangat besar untuk menjadi Presiden Republik Indonesia dan asli berdarah Jawa.
“Yang terakhir, laki-laki, bertubuh besar, tegap, gempal, berkulit kuning langsat dengan background keluarga militer,” katanya.
Selanjutnya Gumay melihat, dari lima itu, yang akan maju jadi calon Presiden (maksudnya ditetapkan KPU) tinggal dua calon.
“Keduanya mempunyai fisik tubuh yang sama tingginya. Yang satu berkulit putih bertubuh gempal, yang satu berkulit kuning langsat bertubuh gempal,” demikian kesimpulan Gumay.