Anies Baswedan dan Ridwan Kamil Harusnya Kolaborasi dengan Capres Usungan Partai Seperti Airlangga Hartarto

- 14 Juni 2021, 17:28 WIB
Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil saat foto bersama
Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil saat foto bersama /Instagram @ridwankamil/

DESKJABAR- Perjalanan politik sejumlah tokoh nonkader yang digadang-gadang maju pada pilpres 2024 diprediksi tak akan mulus. Kecuali mereka berkongsi dengan figur-figur "pemilik" atau setidaknya elite partai politik.

Pengamat politik, Usni Hasanudin, mengatakan tokoh-tokoh populer dan elektable namun bukan kader parpol seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sebaiknya berkolaborasi dengan calon-calon usungan partai.

Dia mencontohkan, Anies bisa maju bersama Ketum Golkar Airlangga Hartarto. Tentu saja dengan sokongan partai lain untuk memenuhi ambang batas presidential treshold 20 persen.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Kapasitas Tempat Tidur Rumah Sakit di Jawa Harus Ditambah Hingga 40 Persen

"Peluangnya besar, apalagi figur sekelas Anies," kata Usni saat dihubungi di Jakarta, Senin 14 Juni 2021. "Ini yang paling rasional," tegas pengajar ilmu politik di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) ini.

Golkar selaku pengusung Airlangga, kata dia, bisa menggandeng partai Islam yang senafas dengan Anies Baswedan, untuk lebih merangkul kalangan religius. PKS misalnya. Selepas itu, memilih kira-kira siapa figur populer dan elektabel yang pas untuk mendampingi Airlangga.

"Dengan begitu, lumbung suara akan lebih beragam, tidak hanya dari unsur nasionalis sehingga secara agregat lebih besar. Ini juga bermanfaat untuk meng-counter isu-isu berbasis agama yang trennya cukup sering muncul," jelasnya.

Kenapa tokoh-tokoh seperti Anies atau Ridwan Kamil harus merapat dan berpasangan dengan calon usungan parpol? Menurut Usni, tokoh-tokoh alternatif nonparpol ini harus diakui hanya populer di atas kertas. Di dunia nyata mereka sulit diusung oleh parpol, bahkan partai menengah sekalipun.

Partai-partai menengah, kata Usni, lebih sering memilih cari aman dengan mengekor partai besar yang dipastikan mengusung calonnya sendiri untuk maju ke gelanggang kontestasi. "PDI-P dan Gerindra termasuk partai papan yang tidak mungkin memberikan tiket capres kepada calon nonkader," ujarnya.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x