Guncangan gempa bumi di Kota Padang, Pulau Siberut, Nias Selatan dan Kota Gunungsitoli terasa pada skala IV MMI.
Menurut data Badan Geologi, sebaran permukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi sebagian besar terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah dan sebagian terletak pada KRB gempa bumi tinggi.
Daerah lokasi pusat gempa bumi tergolong rawan tsunami. Menurut data Badan Geologi potensi tinggi tsunami di garis pantai (tsunami height) Kepulauan Batu mencapai 5,7 m dan Pulau Siberut mencapai 8,36 m.
Berdasarkan atlas peta kerentanan likuefaksi yang diterbitkan Badan Geologi tahun 2019, daerah sekitar pusat gempa berada pada dua zona kerentanan likuefaksi yaitu zona kerentanan tinggi dan sedang.
Zona kerentanan likuefaksi tinggi umumnya berada di pesisir pantai Pulau Tanahbala, Bojo dan Mentawai bagian barat. Zona kerentanan likuefaksi tinggi dapat mengalami likuefaksi secara merata dan struktur tanah umumnya menjadi rusak parah.
Tipe kerusakan struktur tanah yang dapat terjadi berupa likuefaksi aliran, pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan pasir.
Daerah zona kerentanan likuefaksi sedang berada pada daerah yang lebih jauh dari pantai dengan tipe endapan pasiran.
Zona kerentanan likuefaksi sedang dapat mengalami likuefaksi secara tidak merata dan struktur tanah umumnya rusak. Tipe kerusakan struktur tanah yang terjadi berupa pergeseran lateral, penurunan tanah dan semburan pasir.
Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.