PANTAI SELATAN JAWA Berpotensi Tsunami Setinggi 20 Meter Akibat Gempa, Waktu Evakuasi Hanya 17 Menit

- 21 Januari 2022, 14:43 WIB
Ilustrasi. Pantai Selatan Jawa berpotensi tsunami setinggi 20 meter
Ilustrasi. Pantai Selatan Jawa berpotensi tsunami setinggi 20 meter /pixabay/Kellepics/

Baca Juga: Kisah Unik Berdirinya Masjid Atta'awun Puncak Bogor, Berawal dari Pekerja Kebun Hingga Menjadi Masjid Megah

“Metode, pendekatan, dan asumsi yang dilakukan dalam tiap penelitian tersebut berbeda, namun hasilnya kurang lebih sama, yaitu potensi terjadinya tsunami dengan ketinggian sekitar 20 meter, dalam waktu 20 menit gelombang tiba di pantai sejak terjadinya gempa,” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati ketika itu.

Hasil penelitian ini dibutuhkan untuk mendukung penguatan sistem mitigasi bencana. Sehingga dapat mengurangi atau mencegah dampak dari bencana itu, baik jatuhnya korban jiwa maupun kerusakan bangunan dan lingkungan.

Penelitian terakhir oleh ITB yang didukung oleh BMKG, KKP, dan BIG dilakukan berdasarkan analisis data-data kegempaan BMKG dan pemodelan tsunami dengan beberapa skenario.

Skenario terburuk mengasumsikan jika terjadi gempabumi secara bersamaan di 2 segmen megathrust yang ada di selatan Jawa bagian Barat dan Selatan Jawa bagian Timur, yang mengakibatkan tsunami dengan tinggi gelombang maksimum 20 meter di salah satu area di selatan Banten, dan mencapai pantai dalam waktu 20 menit sejak terjadinya gempa.

Baca Juga: AJAIB, Ikan Kumpay Raksasa, Penunggu Danau di Tasikmalaya Bisa Mengecil dan Menghilang

Mekanisme kejadian tsunami yang dimodelkan ini serupa dengan kejadian tsunami Banda Aceh tahun 2004, yang juga diakibatkan oleh gempabumi berkekuatan magnitude 9,1.

“Hasil pemodelan ini dapat juga menjadi salah satu acuan bahwa lahan di pantai yang berada pada ketinggian lebih dari 20 meter, relatif lebih aman terhadap ancaman bahaya tsunami,” tuturnya.

“Hasil pemodelan tersebut juga penting untuk penyiapan jalur dan tempat evakuasi, ataupun untuk penataan lahan di daerah rawan tsunami,” ujar Dwikorita menambahkan.

Sejak tahun 2008, pemerintah Indonesia telah mengantisipasi potensi kejadian tsunami akibat gempabumi megathrust seperti yang pernah terjadi di Aceh tahun 2004, dan juga seperti yang telah dimodelkan oleh beberapa peneliti tersebut di atas.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: BMKG darilaut.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah