WASPADA COVID-19, Inilah 17 Platform yang Dukung Pengobatan Gratis Telemedicine Omicron  

- 14 Januari 2022, 11:47 WIB
Menkes mengumumkan 17 platform pelayaan gratis penanganan Omicron.
Menkes mengumumkan 17 platform pelayaan gratis penanganan Omicron. /sehatnegeriku.kemkes.go.id/

 


DESKJABAR
- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan kejadian transmisi Covid-19 varian Omicron akan jauh lebih tinggi ketimbang varian Delta.

Kendati begitu, tingkat keparahan penyakit akibat Omicron tak seberat varian Delta. Oleh karena itu, yang dirawat di rumah sakit diperkirakan akan lebih sedikit.

''Kenaikan transmisi omicron akan jauh lebih tinggi daripada delta, tetapi yang dirawat lebih sedikit,” ujar Menkes Budi Gunadi.

Baca Juga: PELAKU KASUS SUBANG, Lelaki 30 Tahun Dengan Kulit Putih, Kenal dan Sayang Kepada Amel, Ini Analisa Anjas

Baca Juga: Cara Menerka Orang yang Mempunyai Khodam Pendamping, Lihatlah 5 Ciri-ciri Ini

Mengingat tingkat keparahan itu pula, Kementerian Kesehatan mengubah upaya penangan terhadap orang yang terpapar virus Corona varian Omicron ini.

“Strategi layanan dari Kemenkes, dari yang sebelumnya ke RS sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke RS,'' katanya.

Dirilis kemkes.go.id, Senin 10 Januari 2022, untuk mendukung strategi tersebut Kemenkes bekerja sama dengan 17 platform telemedicine.

Baca Juga: Inilah 14 Nama Islami untuk Bayi Perempuan, Apakah Bunda Sudah Punya ?

Baca Juga: Waspada, Inilah 3 Jenis Mimpi Pertanda (Ciri) Anda Terkena Pelet Ganas

Ke 17 platform tersebut melayani mereka yang terpapar Covid-19 dengan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis.

“Jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mempercepat proses kesembuhan,” jelasnya.

Platform-platform tersebut terdiri dari Alodokter, Getwell, Good Doctor, Grabhealth, Halodoc, KlikDokter, KlinikGo, Link Sehat, Milvik Dokter, ProSehat, SehatQ, YesDok, Aido Health, Homecare24, Lekasehat, mDoc, Trustmedis, dan Vascular.

Baca Juga: INGAT GHOZALI EVERYDAY, Inilah 5 Cara Mudah Menghasilkan Uang dari HP, Salah Satunya Cuma Nonton Video

Baca Juga: Ingin Awet Muda dan Sehat, Ternyata Murah Hanya Rp10ribu Saja, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Hingga Senin 10 Januari 2022, Kementerian Kesehatan mencatat penambahan konfirmasi Omicron di Indonesia, 92 kasus konfirmasi. Dengan demikian jumlah kasus Omicron sebanyak 506 kasus.

Penambahan kasus masih didominasi oleh pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), dari 506 kasus konfirmasi Omicron, 84 kasus merupakan transmisi lokal.

“Selain kasus Konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin (10-1) Terdeteksi sebanyak 1.384 probable (istilah sebelumnya: orang dalam pengawasan, Red.) Omicron yang didapatkan dari SGTF (deteksi awal varian Omicron, Red.),” ungkapnya.

Baca Juga: DANU, Saksi Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Segini Penghasilannya Sekarang

Baca Juga: Ingin Bayi Sehat dan Cerdas, Ibu Hamil Wajib Mengonsumsi Makanan Ini

Peningkatan signifikan

“Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian dimana dari sejumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,” ucap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, yang dirilis sehatkunegeriku.kemkes.go.id, Selasa 11 Januari 2022.

Nadia mengingatkan, masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

“Konfirmasi Omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable Omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,” ungkapnya.

Baca Juga: BERITA PERSIB TERKINI, Robert Rene Albert Ungkap Penyebab PERSIB BANDUNG KALAH

Baca Juga: Inilah Weton-weton Wanita Pembawa Sumber Rezeki (Hoki), Apakah Anda Salah Satunya?

Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Para pasien itu tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit. Untuk itu, pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.

Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien Covid-19 dengan gejala ringan.

Upaya tracing pun akan digencarkan. Dilakukan juga pemeriksaan WGS (Whole Genum Sequencing - untuk memetakan varian Covid-19) pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG, Pelaku TIDAK BISA Bawa MOBIL? Ini Penjelasan Teman DANU  

Baca Juga: Inilah 3 Weton yang Spesial Dilindungi Khodam Nyi Roro Kidul, Rezeki nya Seluas Pantai Selatan

Seiring dengan itu, vaksinasi booster dilakukan untuk kelompok umur 18 tahun ke atas, dan prioritas untuk lansia dulu.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: Berbagai Sumber sehatnegeriku.kemkes.go.id Kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah