Apa Benar Indonesia Bakal Hadapi Gelombang Omicron, Ini Penjelasan Menkes Budi Gunadi Sadikin

- 10 Januari 2022, 21:31 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin /instagram Budi Gunadi Sadikin/

DESKJABAR-  Benarkah Indonesia akan menghadapi gelombang Covid-19 varian Omicron di tahun 2022 ini.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, ada kemungkinan Indonesia bakal menghadapi gelombang Omicron.

Saat ini warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 varian Omicron, kata Budi Gunadi Sadikin, sebanyak 414 orang dan tangah menjalani perawatan.

Baca Juga: KASUS SUBANG Terbaru, Sampai Saat Ini Wahyu Menghilang, Danu akhirnya bongkar sosok Wahyu

Menurut Budi Gunadi Sadikin, dari jumlah kasus positif Omicron tersebut hanya ada dua pasien yang  membutuhkan perawatan dengan oksigen. Mereka berusia 58 tahun dan 47 tahun. Keduanya memiliki  komorbid.

Sebanyak 26 persen dari total pasien positif  Omicron atau  sebanyak 114 orang sudah sembuh dan bisa kembali ke rumah dan masuk kategori sedang.

"Jadi kesimpulannya, meski Omicron lebih cepat transmisinya tapi lebih ringan keparahannya," ungkap Budi dilansir DeskJabar.com dari Antara Senin 10 Januari 2021.

Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kementrian kesehatan sudah melakukan penelitian terhadap 413 pasien yang terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron.

Sehingga ada kemungkinan, kata Budi Gunadi Sadikin, Indonesia bakal menghadapi gelombang Omicron.

Baca Juga: Rahasia Kebal Ilmu SANTET atau SIHIR, Tidak Perlu Mutih atau ke Gunung, Sosok Ini Bongkar Caranya

Tetapi masyarakat tidak perlu panik, karena pemerintah sudah memiliki persiapan yang baik dalam melawan atau menangkal Omicron.

"Tidak usah panik kita sudah persiapkan dengan baik, pengalaman menunjukkan walau naik cepat tapi gelombang turunnya cepat, lakukan prokes, disiplin surveilance dan jangan lupa lakukan vaksinasi," katan Budi.

Budi Gunadi Sadikin menyebutkan,  pemerintah akan memberikan obat sekaligus konsultasi gratis bagi masyarakat yang terkonfirmasi positif Omicron.

Konsultasi gratis tersebut melalui telemedisin atau telemedicine. Di mana warga yang positif itu dihubungi melalui aplikasi whatsapp.

Baca Juga: UPDATE PERSIB TERBARU, Ezra Walian Tidak Mau Terus Jadi Cadangan Abadi, Begini Tekadnya

Kemudian warga yang positif Omicron memilih telemedisinnya dan diberikan  konsultasinya gratis.

Kalau  dari hasil konsultasi tersebut dibutuhkan obat, maka obatnya akan dikirim langsung ke rumah.

"Obatnya juga gratis tapi kalau ternyata tidak perlu obat ya sudah di rumah saja," katanya, usai mengikuti rapat terbatas mengenai Evaluasi PPKM yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden Jakarta,

Budi Sadikin mengatakan, Kementerian Kesehatan membuat perubahan strategi dalam penanggulangan varian Omicron dari penanganan yang dilakukan sebelumnya pada varian Delta.

Karena Transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi dari Delta. Tetapi yang dirawat akan lebih sedikit. Sehingga strategi layanan Kementerian Kesehatan digeser.

Baca Juga: Misteri Curug Balong Endah Gunung Salak, Penampakan Sosok Hitam Ikut Nampang di Kamera Hebohkan Jagat Maya

Yang tadinya fokus ke rumah sakit, maka untuk menangani varian Omicron ini fokusnya ke rumah karena akan banyak orang yang terkena Omicron tetapi tidak harus dirawat ke rumah sakit.

Dikatakan Budi Gunadi Sadikin, pasien yang dirawat di rumah adalah mereka yang tingkat saturasinya ada di atas 95.

Sementara itu, pihak Kementerian Kesehatan, diakui Budi Gunadi Sadikin, sudah menjalin kerjasama dengan  17 penyedia jasa telemedisin.

Hal itu dilakukan untuk memastikan agar pasien yang menjalani perawatan di rumah, tetap bisa mendapatkan akses untuk konsultasi ke dokter dan mendapatkan obat.

Baca Juga: KABAR PERSIB PALING UPDATE, Victor Igbonefo Ngotot Tampil Lawan Bali United, Ini Alasannya

Menurut Budi Gunadi Sadikin, pasien yang mengalami sakit dan tidak ada gejala, tetapi ada batuk pilek dan demam selama saturasinya di atas 95 tidak perlu ke rumah sakit.

Tetapi jika tidak ada gejala apa apa tinggal saja di rumah tidak perlu melakukan apa apa dan menjalani isolasi. Namun jika ada gejala nanti dikirim obat.

Obat yang diberikan adalah seperti paket obat yang pernah diberikan pemerintah pada pertengahan 2021 lalu. Tetapi untuk Omicron ditambah molnupiravir dari Merck.

Pihak kemenkes sudah menjalin kerjasama juga dengan atart up bidang logistik dan BUMN Kimia Farma agar obat-obatan bisa sampai.

Di samping itu, 400 ribu tablet molnupiravir, yakni obat antivirus baru dari Merck saat ini sudah tiba di Indonesia dan siap digunakan.

Sementara itu, melansir data Satgas COVID-19, hingga Minggu 9 Januari 2022  ada 529 kasus baru positif COVID-19 di Indonesia. Total ada 4.266.195 kasus sejak Maret 2020. Jumlah kasus aktif mencapai 6.108 kasus.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah