Gus Yahya Cholil Staquf: 'Ayah adalah Roll Dalam Membentuk Mental Seorang Anak Menjadi Penerus'

- 24 Desember 2021, 17:50 WIB
Gus Yahya Cholil Staquf saat diwawncari Ahmad Rojali dalam talk show di kanal YouTube
Gus Yahya Cholil Staquf saat diwawncari Ahmad Rojali dalam talk show di kanal YouTube /YouTube TVNU
DESKJABAR - Muktamar PBNU ke-34 di Lampung telah menetapkan sosok pemimpin baru organisasi itu.

Meski Muktamar PBNU itu diwarnai trik-trik menegangkan dalam proses pemilihan sang pemimpin.

Pada akhirnya Muktamar PBNU ke-34  menetapkan Gus Yahya Cholil Staquf sebagai pejabat baru yang memimpin PBNU untuk periode 2021 - 2026 yang akan datang.

Dikutif dari kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, dengan judul "Gagasan Gus Yahya Menuju Muktamar NU/Peci dan Kopi, mengupas gagasan sosok Gus Yahya.
 
Baca Juga: SUMEDANG, Banyak Jenazah dari Kuburan di Jatinangor Tergusur Tol Cisumdawu Dipindahkan

Dari penuturan Gus Yahya,  dirinya terlibat dalam urusan internasional sebenarnya bisa disebut  disengaja dan atau tidak disengaja.

Dijelaskan, saat pulang dari suatu tempat terkait dengan keluarga besar ada yang wafat, dirinya berniat  diam di rumah sambil mengurus pondok pesantrennya.

Namun kemudian Syafahal Mahfud membawanya masuk ke PBNU. Dan diminta untuk menghidupkan kembali simbol-simbol kontak internasional Gusdur yang pernah ditinggalkannya.

Gus Yahya yang dinilai sebagai sosok pribadi dinamis juga perannya di dunia internasional banyak dikenal luas oleh tokoh-toloh intelektual.
 
Baca Juga: Kisah Seram di Semarang, Ada Kuntilanak Melahirkan Anak, Hamil oleh Siapa ?

Dan itu diakuinya, yang diawali dari sosok ayahnya, yang dianggap sebagai roll model, daripada seorang ayah yang akrab dan hangat.

"Saat itu waktu Gusdur ke Baghdad, paman saya masih di Kairo. Dan beliau mengirim surat kepada paman yang memberitahukan beliau memiliki sobat Gus Yahudi disana," kata Gus Yahya.

Disebutkan, Gus NU dengan Gus Yahudi sebenarnya memiliki kemiripan. Satu contohnya adalah antara ayah dan anak diberi kesan ada jarak. Dan jarak inilah yang akhirnya akan membangun kepribadian seseorang (anak) untuk menjadi penerus di masa yang akan datang.
 
Baca Juga: LOKASI SERAM Dekat Tol Cisumdawu, Sumedang, Ada Kuburan Keramat Banyak Sesajen

"Inilah yang diterapkan ayah saya saat itu. Dimana seorang anak akan dibentuk mental dan lain sebagainya sebagai calon penerusnya," tutur Gus Yahya.

Dan ini artinya, tambah Gus Yahya, seorang ayah telah menjadi roll model dalam soal etos belajar, etos hikmahnya dalam kepemimpinan dan seterusnya.

"Ini merupakan mekanisme tradisi pesantren dalam membentuk seorang anak ajengan atau kiyai agar memiliki mental yang sudah terbangun," katanya.*** 
 
 
 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x