Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan, sebanyak 22 orang meninggal dunia akibat awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Data pukul 17.30 WIB, jumlah korban meninggal yang dilaporkan Pusdalops BNPB itu 22 orang," kata Abdul Muhari dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin 6 Desember 2021.
Abdul Muhari merinci jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang yang dilaporkan sebanyak 14 orang di Kecamatan Pronojiwo dan delapan orang di Kecamatan Candipuro.
Delapan jenazah di Kecamatan Candipuro, terdapat satu jenazah korban ditemukan di Dusun Kebondeli Selatan, pukul 15.45 WIB, yang masih belum teridentifikasi.
Gunung Semeru mengalami letusan dan terekam sejak tahun 1818 hingga tahun 1913. Kemudian terjadi letusan lagi pada tahun 1941- 1942. Aktivitas vulkanik pada tahun itu dengan durasi panjang.
Baca Juga: Beruntung, 3 Weton Ini Bakal Dilimpahi Rezeki yang Melimpah dan Kemuliaan Hidup
Aktifitas vulkanik Semeru juga tercatat pada tahun 1945, 1946, 1947, 1950, 1951, 1952, 1953, 1954, 1955 - 1957, 1958, 1959, 1960. Dan pada tahun 1977 Gunung Semeru kembali mengeluarkan abu vulkanik. ***