JIKA TSUNAMI 8 Meter Hantam Cilegon, Inilah Akibatnya Bagi Industri Nasional

- 3 Desember 2021, 08:18 WIB
Viral tsunami 8 meter, ilegon bisa terancam dan berdampak pada ekonomi nasional
Viral tsunami 8 meter, ilegon bisa terancam dan berdampak pada ekonomi nasional /diskominfo.cilegon.go.id/

DESKJABAR – Di media sosial viral terkait ancaman terjadinya tsunami setinggi 8 meter yang bisa terjadi di Selat Sunda. Itu artinya akan ada ancaman bagi ekonomi nasional.

Mengapa ekonomi nasional bisa terganggu, karena jika tsunami setinggi 8 meter itu terjadi di Selat Sunda, maka sudah pasti Cilegon akan menjadi sasaran terjangan obak raksasa tersebut.

Padahal, Cilegon dikenal sebagai salah satu tempat strategis ekonomi nasional karena di kawasan ini banyak sekali industri strategis yang jadi pemasok utama untuk kepentingan industri nasional.

Belum lagi ada ojek objek vital lainnya yang ada di kawasan Cilegon. Tentunya ancaman tsunami 8 meter tersebut, akan menjadi ancaman serius yang bisa meluluhlantakan kawasan strategis tersebut.

Baca Juga: INILAH JUMLAH Dana Besar di Yayasan BPN Tempat Korban Pembunuh Ibu dan Anak di Subang

Seperti diketahui, sebelumnya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut di Selat Sunda ada potensi Tsunami setinggi 8 meter.

Cilegon yang berada tepat paling dekat di  Selat Sunda, tentu akan menjadi sasaran empuk terjangan tsunami 8 meter tersebut. Padahal ada banyak industri strategis dan objek vital lainnya.

Industri penting nasional

Cilegon berada di ujung barat laut Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda. Luas wilayahnya sebesar 175 km persegi dengan populasi sebanyak 383.854 jiwa.

 Baca Juga: Sumedang, Kisah Supir Ambulance yang Tertidur di Warung Gaib di Cadas Pangeran

Kota ini dikenal sebagai kota industri yang berjuluk sebagai kota Baja. Sebanyak enam juta ton baja setiap tahunnya dihasilkan oleh PT Krakatau Steel yang berpusat di Cilegon. Krakatau Steel saat ini menjadi penghasil baja terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Selain PT Krakatau Steel, di kawasan Cilegon juga ada objekobjek vital lainnya yakni Pelabuhan Merak, PLTU Suralaya, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, PLTU Krakatau Daya Listrik, tempat rencana Pembangunan Jembatan Selat Sunda dan Kawasan Industri Berikat Selat Sunda, dan Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plan, yang terdaftar sebagai objek vital.

Selain dikenal sebagai penghasil baja, Cilegon juga populer akan industri kimianya. Kapasitas pabriknya juga besar. Beberapa perusahaan dan pabrik besar yang beroperasi di Cilegon antara lain adalah PT. Cilegon Fabricators (bergerak di bidang migas), PT. Asahimas Chemical (bergerak di bidang industri kimia), PT. Chandra Asri Petrochemical (bergerak di bidang petrokimia) dan lainnya.

Baca Juga: TASIKMALAYA, Mamah Muda asal Singaparna Ditangkap Polisi, Kapolres Beberkan Kasusnya hingga Menangkapnya

Industri kimia tersebut merupakan pemasok utama kebutuhan industry nasional di Indonesia.

Tentu jika tsunami 8 meter terjadi, Cilegon akan jadi sasaran empuk dan dampaknya akan sangat terasa pada gerak industr manufaktur nasional.

Bukan prediksi tapi potensi

Sebelumnya Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut di Selat Sunda ada potensi Tsunami setinggi 8 meter.

Jadi warga disekitar selat sunda salah satunya Cilegon Banten agar meningkatkan kewaspadaan. Kepala BMKG Pusat menyebutnya bukan prediksi tapi berdasarkan potensi.

 Baca Juga: KENAPA Anak Mimin, Arigi dan Abi Diperiksa Sampai 4 kali di Pembunuh Ibu dan Anak Di Subang, Begini Alasannya

Namun, adanya pernyataan tersebut juga direspon langsung oleh pemerintah setempat, bahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Provinsi Banten meminta masyarakat yang tinggal di pesisir pantai di daerah itu tetap mewaspadai potensi tsunami 8 meter.

"Kita potensi tsunami memang ada, tetapi tidak bisa diprediksi kapan tsunami akan terjadi," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana sebagaimana dikutip Deskjabar.com dari Antara, Jumat 3 Desember 2021.

Sebenarnya, BMKG pusat menyebutnya memberikan mitigasi terhadapnya kemungkinan adanya tsunami 8 meter terjadi di Selat Sunda.

Dan potensi itu bila dibentangkan ada di pesisir pantai Banten, antara lain kawasan Anyer, Carita, Labuhan, Panimbang, Sumur, Binuangeun, Cihara, Panggarangan, Bayah, dan Sawarna.

Baca Juga: BERITA CIAMIS: M Kece Sering Tidur Saat Sidang, Majelis Hakim Kerap Menegurnya

Terkait dengan kondisi itu, BPBD Banten sudah menginformasikan kepada perwakilan masyarakat di masing-masing kecamatan dalam rangka mitigasi bencana.

Namun demikian, katanya, potensi tsunami itu belum bisa diprediksi kapan waktu dan tanggal terjadinya.

"Kita perlu kesiapsiagaan dalam menyikapi potensi bencana tsunami untuk mengurangi risiko kebencanaan, " katanya.

Ia juga meminta warga tidak panik terkait dengan potensi tsunami di pesisir Banten itu.

BPBD Banten hingga saat ini terus berkoordinasi dengan BMKG. Beberapa alat deteksi dini (early warning system) milik BMKG ada yang ditempatkan di BPBD Banten.

Anggota DPRD Lebak Musa Weliansyah menyatakan mendesak pemerintah pusat segera membangun selter di lokasi rawan tsunami guna mengurangi risiko kebencanaan.

 Baca Juga: VIRAL TSUNAMI 8 METER, Kepala BPBD Banten : Potensi Tsunami Itu Ada, Warga Pesisir harus Segera Lakukan Ini

Jika anggaran pembangunan infrastruktur itu dibebankan kepada pemerintah daerah, katanya, pemda setempat tidak mampu merealisasikannya.

Ia mengatakan pesisir selatan Lebak masuk kategori rawan tsunami sehingga harus terpenuhi sarana dan prasarana penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan korban.

"Kami berharap pemerintah pusat dapat membangun gedung selter setinggi empat sampai enam tingkat untuk menampung ribuan warga pesisir selatan dari ancaman tsunami," kata Musa Weliansyah. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah