DESKJABAR - Sejak kejadian pada 18 Agustus 2021 lalu, hingga hari ini Kamis 18 November 2021 kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Jawa Barat tepat sudah tiga bulan berlalu.
Namun menjelang 100 hari meninggalnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel yang menjadi korban pada kasus pembunuh ibu dan anak di Subang itu, siapa pelakunya masih menjadi misteri.
Mencermati lamanya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini, kepolisian memang terkesan sulit dan rumit, diperlukan kehati-hatian agar tidak terjadi salah tangkap.
Namun begitu, menurut hemat mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen. Pol. (Purn) Dr. H. Anton Charliyan, MPKN, kasus pembunuh ibu dan anak di Subang akan terungkap dan pelaku bisa segera ditangkap.
Pasalnya, ungkap Anton Charliyan, berdasarkan pengalamannya selama menjadi penyidik, dalam kasus pembunuhan kerap kali selalu terjadi hal-hal ghoib di luar nalar manusia yang tiba-tiba membantunya.
“Di luar sana, orang yang dibunuh (korban) itu biasanya ingin juga mengungkap (apa yang terjadi pada dirinya). Jadi kadang-kadang suka ada bantuan nonteknis. Wallohualam”, kata Antom Charliyan kepada DeskJabar Pikiran-Rakyat.com beberapa hari lalu.
Anton Charliyan yang juga mantan Kadiv Humas Mabes Polri pernah sukses menangani dua kasus besar di Indonesia yaitu pembunuhan aktivis buruh Marsinah di Jawa Timur dan pembunuhan aktivis HAM Munir.
Abah Anton --demikian kini ia dipanggil-- secara khusus mencontohkannya dengan kasus Marsinah, kasus besar yang pernah ditanganinya. Di saat kebanyakan orang sudah berputus asa, tiba-tiba ada keajaiban, ada “pertolongan”.
“Dulu (kasus) Marsinah saja kan orang sudah menyerah. Tapi ketika saya masuk (tahun 2000) Alhamdulillah terungkap secara scientific investigation dan saya berikan hasilnya kepada negara ini”, tutur Anton Charliyan.