Bila perlu, kata Anton, dibentuk satu tim khsusus semacam tim independen. Tim independen ini menampung isu-isu dari luar.
“Kumpulkan para ahli-ahli penyidikan yang ada di sekitar Jabar. Banyak ahli penyidik itu baik yang masih berdinas maupun yang sudah pensiun”, ujar Anton Charliyan.
Roy Suryo: Lie detector bisa dikibuli
Sementara itu, pakar telematika dan informatika Roy Suryo memaklumi soal kendala yang dihadapi kepolisian sehingga mengakibatkan berlarurnya kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, yakni tidak adanya saksi langsung dan rekaman CCTV yang bisa dapat membantu penyidikan.
Namun begitu, agar kasus pembunuh ibu dan anak di Subang cepat terungkap, mantan Menpora di era Presiden SBY menyarankan agar lebih memaksimalkan lagi teknologi yang ada.
“Misalnya pembacaan CDRI (Call Data Record Information) dari nama-nama yang saya sebut di atas. Pra, saat dan pasca kejadian, dengan tentang waktu seminggu bahkan sebulan sebelum dan sesudahnya”, saran Roy Suryo kepada DeskJabar Pikiran Rakyat.com awal November lalu
Soal alat tes kebohongan atau ‘Lie Detector’ yang digunakan kepolisian dalam mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, Roy Suryo mengungkapkan hal itu sudah benar.
Hanya, kata Roy Suryo, perlu dilakukan lagi pada subyek-subyek yang terkait dengan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang lainnya, disertai sampel pertanyaan yang lebih bisa ‘menjebak’ jawaban.
Pasalnya menurut Roy Suryo, berdasar pengalamannya selama ini, beberapa orang yang memang pandai dan terbiasa berakting, mereka bisa ‘mengelabui’ Lie Detector ini. Mereka menguasai seni peran dan emosi saat dipindai dengan sensor-sensor Lie Detector.