Info Covid-19, Ditemukan Kasus yang Melibatkan 4 Varian Baru Pasca Libur Lebaran 2021

- 8 Juni 2021, 05:55 WIB
Ilustrasi virus Covid-19. Para pakar tengah menganalisa sejumlah dampak dari temuan 26 mutasi virus Covid-19 di Indonesia.
Ilustrasi virus Covid-19. Para pakar tengah menganalisa sejumlah dampak dari temuan 26 mutasi virus Covid-19 di Indonesia. /Pixabay/Dung Tran/

DESKJABAR – Pasca libur panjang Lebaran 2021 atau sampai akhir Mei 2021, tercatat ada 60 kasus infeksi Covid-19, yang melibatkan empat varian baru yakni varian Inggris, India, Afrika Selatan, dan varian Inggris-Nigeria.

Kegiatan surveilans dengan genome squencing (pelarikan genom) oleh jaringan 16 laboratorium di Indonesia, di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan, menemukan adanya 23 kasus infeksi varian Inggris B-117.

Jaringan labolatorium ini juga menemukan Infeksi varian India B-1617 ada 32 kasus, varian Afrika Selatan B-1351 ada 4 kasus, dan varian Inggris-Nigeria B-1525 dijumpai satu kasus pada seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI), yang baru kembali dari Malaysia.

Baca Juga: Kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia Tidak Berkutik Ditangan Vietnam 

Mengutip dari Indonesia.go.id, dari 4 varian itu, dua di antaranya (varian Afrika Selatan dan Nigeria-Inggris) berupa kasus impor, yakni ditemukan pada orang yang datang dari luar negeri.

Namun, pada varian Inggris (B-117) dan India (B-1617) sudah ditemukan transmisi lokal. Jumlah yang terpantau lewat surveilans memang belum besar, namun selalu ada kekhawatiran bahwa yang ada di lapangan jauh lebih besar dari yang bisa termonitor.

Para ahli masih perlu waktu untuk mengumpulkan data, untuk bisa melihat bagaimana varian baru (impor) itu mempengaruhi lonjakan pandemi pascalebaran.

Namun sampai awal Juni 2021, varian virus corona yang beredar di lapangan masih didominasi oleh varian-varian lokal hasil mutasi dari galur virus awal yang mulai gentayangan di Indonesia sejak Maret 2020.

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin ke Tasikmalaya Selasa 8 Juni 2021, Hampir 1.500 Petugas Gabungan Siaga

Pemantauan sebaran varian corona itu dilakukan melalui pemeriksaan yang intensif dan terus-menerus (surveilans) dengan teknik whole genome sequencing (WGS) atau upaya merunut kode genetik pada genom virus atas sampel swab yang diambil secara tersebar.

Upaya merunut genom itu dilakukan dengan mesin PCR, untuk mengamplifikasi (menggandakan) material genomnya, kemudian dirunut dengan mesin genom sequencing.

Dari 16 laboratorium yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, kini telah diperiksa sekitar 1.850 sample dan dihasilkan pemetaan kode genetiknya secara utuh. Dari situ bisa diketahui sampel yang diperiksa itu dari varian mana.

Ada kemungkinan dia mutan baru. Untuk telaahan lebih jauh, file hasil surveilans itu, dikirimkan ke bank data Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID). Dengan data dukungan data yang lengkap, GISAID bisa menelusuri asal usul dan pengelompokan setiap genom.

Baca Juga: 15 Daerah di Jabar Blank Spot PPDB, DPRD Jabar: Masalah Klasik Terulang Kembali

Varian lokal baru

Sementara itu menurut Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, Jakarta. Sejauh ini, menurut Kepala LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio, kasus Covid-19 di Indonesia masih didominasi varian lokal.

Secara umum, ada empat varian baru yang lahir di Indonesia. Mereka adalah varian Bekasi, Surabaya, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan varian Jakarta.

“Mungkin benar ini made in Indonesia, tetapi untungnya tidak masuk variant of interest atau variant of concern,  tampaknya mereka baik-baik saja,” kata Amin, dalam diskusi virtual bertema “Tes Covid-19 tidak Memadai, Faulty Covid-19 Test Mechanism”, pada Sabtu 5 Juni 2021.

Baca Juga: Salah Seorang Calon Ketua Umum Kadin Dinilai Tak Taat Aturan Karena Temui Tantan Pria Sudjana

Yang dimaksud variants of concern (VoC) adalah varian baru yang diakui bahwa mutasi yang terjadi benar-benar telah mengubah karakter virus, utamanya terkait transmisi yang lebih masif, adaptasi yang lebih kuat, dan kemampuannya menghindar dari vaksin.

Adapun yang tergolong VoC ialah varian dari Inggris B-117, India B-1617, Afrika Selatan B-1351, dan Brazil P-1.

Sedangkan yang dimaksud dengan varian of interest adalah mutan yang sedang menguat dan sangat berpotensi menjadi VoC.

Baca Juga: Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Mengusulkan Pemerintah Pusat Kembali Negosiasi Soal Ibadah Haji 2021

Amin Soebandrio mengatakan, varian baru yang paling dominan mengendalikan transmisi Covid-19 di Indonesia saat ini adalah varian B-1.466.2, yang kali pertama ditemukan 12 November 2020 lalu di Bekasi. Ciri-ciri umumnya ditemukan pada 74 persen dari virus yang diteliti.

Yang membedakan dengan yang lain, varian ini memiliki beberapa gugus asam nukleat yang serupa dengan  B-117 dari Inggris, utamanya pada P681R. Diduga mutasi P681R ini ikut meningkatkan tingkat transmisibilitas varian lokal tersebut.

Varian asal Bekasi B.1.466.2 itu tersebar di Bali (127 kasus), Jawa Barat (101), Jakarta (71), Sulawesi Barat (22), Banten (19), Kalimantan Selatan (16), Sulawesi  Selatan (16), Jawa Timur (13), Jawa Tengah (13), Kalimantan Tengah (12), Sumatra Selatan (9), Sumatra Barat (9), Sumatra Utara (7), Nusa Tenggara Barat  (6), dan delapan provinsi lainnya.

Sejauh ini, masih  belum  tersedia data yang cukup untuk mengambarkan tingkat keparahan yang diakibatkannya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah