DESKJABAR - Pakar telematika dan informatika, Roy Suryo mengatakan, pesan singkat dari BMKG berisi peringatan dini tsunami dan gempa berkekuatan 8,5 M yang ternyata itu akibat error atau kesalahan sistem pengiriman pesan, tak cukup diklarifikasi dengan hanya melakukan ralat.
“Meski sdh diralat & disebut sbg "Kesalahan Teknis", apakah hal tsb cukup?”, tanya Roy Suryo dalam akun Twitter pribadinya @KRMTRoySuryo2, Kamis 27 Mei 2021.
Beruntung, kata mantan Menpora itu, meski telanjur beredar luas di masyarakat dirinya tidak mendengar ada dampak negatif dari pesan singkat tersebut.
“Alhamdulillah tdk terdengar Dampak Negatif dari ‘SMS-Error-Blast’ tadi”, katanya.
Baca Juga: Jadi Pelatih Tersubur, UEFA Europa League (UEL) Diplesetkan Menjadi Unai Emery League
Meski begitu, Roy Suryo mengingatkan dampak psikologis terhadap masyarakat dari SMS yang “bohong” akibat kesalahan sistem itu. Ia khawatir jika besok di kemudian hari ada SMS lagi tidak dipercaya.
“Namun Apa yg terjadi bilamana besok2 ada SMS-Blast lagi terus tdk dipercaya?”, ujarnya.
Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat agar kembali seperti sebelum ada kesalahan pengiriman SMS, mantan anggota DPR RI dari Partai Demokrat ini mengharuskan ada audit dan sanksi yang serius.
“Harus ada Audit & Sanksi serius krn SMS-Error ini. AMBYAR”, tegasnya.
Sebagaimana diketahui, sejak Kamis 27 Mei 2021 pagi, beredar tangkapan layar pesan singkat berisi peringatan gempa yang diunggah oleh sejumlah warganet di Twitter. Pesan ini berisi peringatan dini tsunami untuk Provinsi Jawa Timur, NTB, Bali, NTT, hingga Jawa Tengah dan gempa berkekuatan 8,5 magnitudo (M).