DESKJABAR – Keberadaan armada kapal selam diketahui menjadi ikon yang mencerminkan kekuatan angkatan laut suatu negara, termasuk Republik Indonesia.
Kejadian hilangnya kapal selam Indonesia, yaitu KRI Nanggala-402, membuat negara produsennya yaitu Jerman (pada masa itu adalah Jerman Barat) menjadi dikenal dalam banyak pemberitaan.
Berdasarkan catatan DeskJabar, secara historis sampai kini, sebenarnya kekuatan armada kapal selam Indonesia, dominan masih lebih terbiasa teknologi Jerman.
Bukan hanya pada masa kini, namun sudah sejak zaman perang lalu, Indonesia sudah familiar teknologi Jerman untuk kapal selam, diawali dibuatkan oleh beberapan mantan awal kapal selam dan pelaut Nazi Jerman.
Baca Juga: Ini Spesifikasi Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Merupakan Type 209, Si Ekonomis yang Handal
Walau pun keberadaan unit-unit armada kapal selam Indonesia bergonta-ganti negara produsennya sejak tahun 1960-an sampai tahun 2021 ini, namun tetap ada benang merahnya, semuanya menggunakan teknologi dasar dari Jerman.
Sebagai contoh, kini Indonesia memiliki lima kapal selam (termasuk KRI Pasopati-402 yang hilang). Keempat kapal selam tersebut, yaitu lainnya adalah yang terbaru adalah KRI Nagapasa (403), KRI Ardadeli (404), dan KRI Alugoro (405) hasil kerjsama Republik Indonesia dengan Korea Selatan, yang merupakan produksi dari Daewoo hasil pengembangan produk Chang Bogo (Jang Bogo) dengan juga mengambil basis Type 209 Jerman.
Tentu saja, ketiga kapal selam terbaru milik Indonesia itu, secara teknologi basisnya sama dengan pendahulunya yang asli Jerman (tepatnya Jerman Barat), yaitu Type 209, yaitu KRI Cakra (401) dan KRI Nanggala (402). Bahkan, kedua kapal selam asli buatan Jerman Barat itu, juga kemudian diperbaharui oleh Daewoo Korea Selatan.