Kementan Intervensi Distribusi dan Stok, Amankan Ketersedian Pangan Saat Ramadhan dan Idul Fitri 2021

- 13 April 2021, 11:53 WIB
Warga berbelanja cabai rawit merah pada operasi pasar murah di Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat,  Sabtu (10/4/2021). Pasar murah yang digelar atas kerja sama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan produk dengan harga lebih murah jelang Ramadhan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj.
Warga berbelanja cabai rawit merah pada operasi pasar murah di Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/4/2021). Pasar murah yang digelar atas kerja sama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat mendapatkan produk dengan harga lebih murah jelang Ramadhan. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wsj. /YULIUS SATRIA WIJAYA/ANTARA FOTO
 
DESKJABAR - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan penjagaan stabilitas harga bahan pokok menjelang datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H/2021. Penjagaan ini dilakukan supaya masyarakat tetap khusyu menjalankan ibadan suci ramadhan tanpa adanya gangguan mengenai gejolak harga.
 
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), Agung Hendriadi, melalui keterangan tertulis, Selasa, 13 April 2021 mengatakan bahwa pemerintah sudah melakukan penjagaan tersebut sejak beberapa bulan sebelumnya. Diantaranya melakukan monitoring pada setiap daerah defisit dengan menggunakan Sistem Monitoring Stok.
 
"Bahkan peta Simontok ini mampu memantau kondisi harga dan kebutuhan bahan pokok di daerah terpencil. Dengan begitu, kami bisa melakukan intervensi dari daerah surplus ke daerah defisit. Bahkan Simontok ini bisa menjamin pasokan dan distribusi," ujar Agung dalam diskusi ketersediaan pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri 2021, Senin, 12 April 2021.
 
 
Agung mengatakan, pemantauan sistem intervensi ini dilakukan secara rutin, yakni seminggu sekali. Dari sana, Kementan melalui Badan Ketahanan Pangan terus mengumpulkan informasu dan laporan dari semua Kepala Dinas Pertanian dan Perdagangan di seluruh Indonesia.
 
"Tantangan sekarang itu mau tidak mau harus melakukan intervensi, dimana yang surplus harus menyuplai yang defisit. Lalu kita buka juga oeprasi pasar online seperti Pastani yang bekerjasama dengan berbagai start-up untuk membuka market place online. Selanjutnya kita kontrol secara rutin agar tidak ada gejolak," katanya.
 
Disisi lain, Agung mengatakan pemerintah melalui Kementan sudah melakukan pembinaan terhadap ribuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar menyediakan produk pasaka panen. Ini dilakukan supaya masyarakat terbiasa dengan makanan olahan sehingga tidak ada makaman sisa yang terbuang percuma.
 
 
"Sekarang kan posisinya konsumsi pengolahan produk olahan itu 30 persen, sedangkan sisanya, yakni 70 persen adalah produk fresh. Saya kira ini terbalik dengan negara maju di Eropa atau Amerika. Karena itu kita kembangkan UMKM agar melakukan pengolahan, sehingga tidak ada makanan yang terbuang," katanya.
 
Jangan membuang makanan
 
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI), Adhi S Lukman mengaku setuju dengan konsep online dan pembinaan UMKM yang dilakukan Kementan. Menurut dia, langkah tersebut merupakan langkah tepat dalam menekan angka impor melalui konsumsi makaman yang tidak terbuang secara percuma.
 
 
"Oleh sebab itu petani kita harus belajar proses paska panennya, supaya makanan kita itu bertahan lebih lama. Di sisi lain menurut saya konsumen juga harus dididik bahwa pola konsumsi yang baik itu adalah dengan tidak membuang makanan. Misalnya cabai tidak segar itu kan bisa diolah jadi sambal kering," katanya.
 
Sementara itu, Adhi mengapresiasi kebijakan BKP Kementan terhadap lapangan pasar melalui online. Kata dia, saat ini pasar online terus bergairah dan mengalami pertumbuhan yang signifikan.
 
"Mau tidak mau, pasar online menjadi tren baru. Ke depan saya yakin dengan semakin baiknya infrastruktur internet pasar online ini menjadi bergairah. hanya saja basisnya masih rendah, tapi pertumbuhanya cukup tinggi dan terus meningkat. Saya lihat makin ke sini makin baik," tutupnya. ***
 
 
 
 
 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Kementan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah