Pasca Gempa Bumi Malang, BMKG Peringatkan Waspadai Potensi Longsor dan Banjir Bandang

- 11 April 2021, 06:24 WIB
Salah satu korban gempa Malang. Pasca Gempa Bumi Malang, Waspadai Potensi Longsor dan Banjir Bandang
Salah satu korban gempa Malang. Pasca Gempa Bumi Malang, Waspadai Potensi Longsor dan Banjir Bandang /twitter
 
DESKJABAR- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di beberapa wilayah Jatim untuk mewaspadai potensi tanah longsor dan banjir bandang saat hujan intensitas sedang hingga lebat pascagempa tektonik berkekuatan 6,1 pada Sabtu, 10 April 2021 pukul 14.00.16 WIB.
 
Mengutip dari twitter @InfoHumasBMKG, Minggu, 11 April 2021, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pada konferensi pers secara virtual, bahwa masyarakat untuk waspada potensi longsor dan banjir bandang jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat setelah terjadi gempa.
 
"BMKG Jawa Timur hari ini juga telah mengeluarkan peringatan dini untuk tanggal 11 April 2021 berupa  hujan intensitas sedang hingga lebat, yang dapat disertai petir dan angin kencang sesaat di sejumlah wilayah di Jawa Timur," katanya.
 
 
 
Menurutnya hujan tersebut dikhawatirkan dapat memicu longsor pada lereng-lereng rawan dan rapuh akibat gempabumi siang tadi di beberapa daerah di Jawa Timur.
 
"Masyarakat dihimbau menghindari lereng dan berada di lembah sungai apabila terjadi hujan," tuturnya
 
BMKG mencatat gempa tektonik 6,7 yang diupdate menjadi 6,1 terjadi di wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa dengan episenter pada koordinat 8,83 LS dan 112,5 BT, tepatnya di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur di kedalaman 80 km.
 
"Gempa tersebut merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," lanjutnya
 
Kemudian guncangan juga dirasakan di Kediri, Trenggalek, Jombang III-IV MMI, Nganjuk, Ponorogo, Madiun, Ngawi, Yogyakarta, Lombok Barat, Mataram, Kuta, Jimbaran, Denpasar III MMI, Mojokerto, Klaten, Lombok Utara, Sumbawa, Tabanan, Klungkung, Banjarnegara pada skala II MMI.
 
 
 
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," katanya
 
Sementara itu Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly mengatakan, dengan kekuatan gempa yang cukup besar dan dampak guncangan dirasakan hingga V MMI diperkirakan dapat menimbulkan kerusakan.
 
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setyo Prayitno menambahkan, berdasarkan hasil monitoring BMKG tercatat tiga kali gempabumi susulan dengan kekuatan magnitudo dibawah 4,0.
 
Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan, gempa di selatan Malang tersebut bukan termasuk Gempa Megathrust, tetapi Gempa Menengah di Zona Beniof.
 
Menurut Daryono, Mekanisme sumber sesar naik sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami, patut disyukuri bahwa gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan skala 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut. 
 
 
"Sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami," tutur Daryono
 
Zona gempa selatan Malang merupakan kawasan aktif dan sering terjadi gempa dirasakan, Catatan sejarah gempa menunjukkan bahwa Gempa Selatan Malang M6,1 ini berdekatan pusat gempa merusak Jawa Timur yang terjadi pada masa lalu, pada tahun 1896, 1937, 1962, 1963 dan 1972.
 
BMKG menghimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 
 
Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
 
"Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi," tambahnya.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x