Presiden Rusia Vladimir Putin Rasakan Nyeri Otot Usai Divaksin Covid-19

- 29 Maret 2021, 10:17 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin /ANTARA/Sputnik / Mikhail Klimentyev / Kremlin melalui REUTERS/pri/

DESKJABAR - Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku mengalami sedikit efek samping usai divaksin Covid-19 dosis pertama pada Selasa 23 Maret 2021 lalu. Demikian diwartakan Kantor Berita Interfax, mengutip wawancana di TV.

Putin juga mengaku merasa tidak nyaman di tempat bekas suntikan. Namun ia tidak menyebutkan yang mana dari tiga vaksin Rusia yang diterimanya. Menurutnya, hanya dokter yang menyuntikkannya saja yang tahu soal itu.

"Saya bangun pagi keesokan harinya usai divaksin dan sepertinya saya agak merasakan nyeri otot. Saya ukur dengan termometer...suhu saya normal," katanya kepada saluran Rossiya 1 TV, Minggu 28 Maret 2021.

Baca Juga: TNI Siap Dukung Polri Tindak Tegas Aktor dan Kelompok yang Bertanggung Jawab dalam Aksi Bom Bunuh Diri

Baca Juga: Mujahid Anti Kekerasan Ar Rahman Ar Rahim Kecam Bom Makasar, Anton Charliyan: Perbuatan Dungu dan Super Konyol

Kremlin mengumumkan keputusan Putin bersedia divaksin Covid-19 sebenarnya sudah dipublis pada Desember 2020 lalu. Dijelaskan,penundaan itu terjadi karena perlunya menggabungkan vaksin yang akan ia terima.

Putin mengatakan tiga jenis vaksin buatan Rusia, yang paling dikenal sekaligus yang beredar luas di antaranya Sputnik V. Namun dikabarkan, hampir dua pertiga warga Rusia enggan disuntik vaksin Sputnik V. Jajak pendapat independen Levada Center, menyebutkan sebagian besar responden mengutip efek samping sebagai alasan utama.

Rusia mulai menggelar vaksinasi Covid-19 pada Desember. Senin lalu Putin mengatakan bahwa 4,3 dari 144 juta warga Rusia sejauh ini telah mendapatkan dosis kedua vaksin. Rusia mencatat 4,5 juta lebih kasus Covid-19 hingga saat ini.

Putin mengaku dirinya berharap agar Rusia dapat mencapai kekebalan kawanan dan mencabut pembatasan Covid-19 pada akhir musim panas.

Kekebalan kawanan merujuk pada situasi di mana cukup banyak orang dalam populasi yang kebal terhadap infeksi sehingga secara efektif mampu menghentikan penyebaran penyakit.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x