SELAIN Sumedang, Inilah Kota-Kota yang Sempat Disebut Sebagai Tempat Relokasi Ibu Kota Negara atau IKN

8 April 2023, 07:10 WIB
Salah satu maket kawasan pemerintahan pusat di IKN di Kalimantan Timur /Instagram/@nyoman_nuarta /

DESKJABAR- Mantan Kepala Badan penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) Prof Syafruddin Arsyad Tumegang menilai Sumedang menjadi tempat yang tepat untuk lokasi Ibu Kota Negara (IKN). Menurutnya bahwa pemilihan lokasi IKN di Kalimantan dinilai tidak tepat.

Hal itu dikemukakan Syafruddin Arsyad dalam kegiatan Reform Corner Seri III dengan tema "Potensi dan Tantangan Kabupaten Sumedang Pasca Pembangunan Proyek Strategis Nasional, yang berlangsung Rabu 5 April 2023 di Aula Tampomas, Sumedang.

Baca Juga: SUMEDANG akan Jadi Pusat Ekonomi Indonesia, IKN Tidak Tepat di Kalimantan Melainkan di Sumedang, Ini Alasannya

Namun sebenarnya, sejak lama wacana pemindahan IKN dari Jakarta sudah muncul mengingat perkembangan Kota Jakarta yang memunculkan beragam masalah seperti banjir, kemacetan, dan kepadatan populasinya.

Bahkan sebelum akhirnya Presiden Jokowi menetapkan Kecamatan Samboja dan kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, sebagai IKN yang saat ini sedang dalam proses pembangunan, ada sejumlah kota yang menjadi alternative lokasi IKN.

Mengapa Sumedang?

Saat menjadi pembicara di acara Reform Corner Seri III dengan tema "Potensi dan Tantangan Kabupaten Sumedang Pasca Pembangunan Proyek Strategis Nasional pada 5 April 2023, Syafruddin Arsyad mengemukakan bahwa pemilihan lokasi IKN di Kalimantan Timur dinilainya tidak tepat.

Mantan Kepala BPPN itu justru menilai lokasi yang tepat untuk lokasi IKN yang baru adalah Sumedang. Salah satu alasannya adalah Sumedang akan jadi Pusat Ekonomi Indonesia ke depannya karena berbagai keunggulan yang dimilikinya.

“Jadi semestinya IKN itu dibangun di kota ini dengan segara dukungan infrstrukturnya,” papar Syafruddin Arsyad, seperti dikutip dari laman sumedangkab.go.id.

Syafruddin mengurai banyak keunggulan yang diperlihatkan Sumedang saat ini, terutama dengan dibangunnya sejumlah proyek infrastruktur yang strategis.

Baca Juga: CATAT! Inilah 4 Event Mobile Legends di April 2023 Berhadiah Skin Gratis Tanpa Harus Top Up Diamond

Menurutnya, Sumedang itu potensi majunya lebih besar dari tempat lain. Karena Sumedang mempunyai beberapa faktor untuk mejadi daerah yang maju, salah satunya infrastruktur jalan tol.

Syafruddin mengemukakan, nantinya Sumedang akan menjadi Indonesia's economic center atau pusat ekonomi Indonesia.

"Sumedang sudah mempunyai keunggulan kompetitif dan penciptaan kekayaan mulai dari faktor , actors , consumer , government , leading sector , dan supporting . Sehingga dengan begitu, menjadikan Sumedang wealth creation," papar Syafruddin.

Syafruddin Arsyad menambahkan, Sumedang memiliki semua keunggulan kompetitif untuk menjadi kawasan global. Menurut Syafruddin, ada hal-hal yang bisa membuat satu wilayah dengan ekosistem yang sama, tapi bisa lebih maju dari wilayah lain. Jadi ada competitive advantage yang dimiliki oleh satu daerah.

Kota-Kota yang Pernah Masuk Alternatif Tempat IKN

Sementara itu mengutip dari laman kemdikbud.go.id menyatakan bahwa beberapa pandangan tentang alternatif pemindahan ibu kota negara juga pernah muncul pada Mei 1988, saat gerakan reformasi berkembang.

Wacana yang muncul ketika itu adalah ada sejumlah kota yang dinilai menjadi lokasi yang tepat untuk pemindahan IKN. Kota-kota tersebut adalah Yogyakarta, Magelang, Purwokerto, Malang,dan Kalimantan Tengah.

Baca Juga: Rumah Sakit Salak Bogor Terbakar, Walikota Bogor Terjun Langsung Memadamkan Api Bersama Petugas Damkar

Meski diakui untuk kota-kota tersebut memang memiliki kelebihan dan kelemahannya.

Yogyakarta dinilai memiliki  keunggulannya pernah menjadi ibu kota negara dan berfungsi dengan baik, fasilitas transportasi tersedia (Bandara Adi Sutjipto, dan Stasiun KA Tugu).

Namun kelemahannya adalah Yogyakarta juga terkenal dengan kota pelajar, kota budaya, sehingga telah berpenduduk padat dan jalan sempit, sehingga kurang memungkinkan untuk ditambahi beban, kecuali dengan pembenahan aksesibilitas, pemilihan lokasi yang tepat, dan tidak menempati lokasi bangunan tinggalan Belanda.

Sementara itu untuk Magelang, letaknya di tengah Pulau Jawa sering dikenal dengan pakuning tanah Jawa berarti daerahnya mantap. Namun demikian lokasinya berdekatan dengan Gunungapi Merapi yang masih aktif, sehingga bahaya vulkanik sebagai ancaman. Aksesibilitas dapat didukung dari Yogyakarta dan Semarang.

Sedangkan Purwokerto mempunyai kelebihan ketersediaan ruang (lahan) yang masih dimungkinkan untuk pembangunan ibu kota. Aksesibilitas laut dapat terdukung dari pelabuhan Cilacap, sedang akses darat dapat dari Yogyakarta dan Bandung. Transportasi udara perlu dibangun.

Gunungapi Slamet mungkin merupakan bahaya, tetapi berdasarkan sejarahnya, kurang aktif; dan terdapat daerah yang layak sebagai tempat peristirahatan (Baturaden).

Selanutnya Malang, mempunyai lingkungan pegunungan yang sejuk , terdukung oleh aksesibilitas darat dan udara yang memadai dengan Surabaya. Namun demikian Malang termasuk kota pelajar dan padat penduduk, jalan di dalam kota umumnya sempit.

Alternatif pemilihan lokasi untuk merealisasikan gagasan pemindahan ibu kota negara tersebut harus tidak menempati kota lama, tetapi harus lokasi baru yang sesuai. Lokasi baru yang terpilih harus dibangun sebagai ibu kota yang mencerminkan jati diri bangsa.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler