DESKJABAR – Gara-gara Paypal diblokir freelancer meradang, karena mereka tidak bisa mengakses atau cek saldo.
Gara-gara Paypal diblokir, termasuk permainan, dan perusahaan internet kini bermunculan video-video berdurasi beberapa menit maupun durasi pendek di situs YouTube.
Warganet umumnya menyayangkan situs alat pembayaran yaitu Paypal diblokir, tapi ada juga yang bisa mengakali pemblokiran dengan mengubah alamat DNS server address.
Agak ribet memang. Tapi bagi yang sudah biasa mengutak-atik DNS tidak menjadi masalah, justru yang menjadi kendala bagi mereka yang belum tahu internet protocol jadi masalah.
Bahkan warganet balik memblokir situs Kominfo, yang berusaha memblokir game, Dota 2, dan Paypal, dengan serangan-serangan peretasan.
Kemudian pekerja lepas dan microstocker yang mengadu nasib berjualan foto, gambar, dan ilustrasi di shutterstock juga mengeluh.
Baik diketahui para freelancer selain bekerja dengan shutterstock, juga yang menggantungkan nasibnya di iStock, gettyimage, dll yang hampir secara keseluruhan menggunakan alat pembayaran yakni Paypal.
Kominfo resmi memblokir situs-situs game, Dota 2, dan Paypal per 30 Juli 2022. Kemudian untuk situs paypal dibuka lagi sampai batas 5 hari ke depan.
Beberapa YouTuber termasuk HB Katja, Bima Adhitya, dll lebih memilih membiarkan kasus pemblokiran tersebut.
HB Katja misalnya untuk sementara memilih alat pembayaran, payoneer.
Baca Juga: PEMERHATI Kasus Subang Himbau Kapolri Bentuk Tim Khusus, Respon Netizen Beragam, Dipimpin Wakapolri
Seperti dilansir dari kanal YouTube HB Katja berjudul, 'PAYPAL SUDAH BISA DIAKSES LAGI', tayang tanggal 31 Juli 2022.
Ia mencoba untuk mentransfer uang yang ada di Paypal ke dalam akun Bank Mandiri.
Sedangkan Bima Adhitya lebih memilih 'ga ngurus' dan menyarankan agar para microstocker fokus saja mengunggah foto-foto terbaiknya.
Bahkan ia memprediksi bahwa Google kemungkinan tidak akan diblokir, yang menurutnya justru semua platform di seluruh dunia menggunakan google, termasuk di Indonesia.
Pakar pengembangan dan penerapan teknologi informasi dampak pemblokir itu nyatanya lebih besar dirasakan oleh warganet dan banyak kerugiannya dibandingkan kemudahannya.
Kendati langkah yang diambil oleh Kominfo untuk melindungi data warganet yang beraktivitas di internet, justru malah mereka merasa dibatasi.
Ke depan, para pakar dan warganet berharap pemerintah merevisi aturan terkait pemblokiran agar opini publik tidak terpengaruh seperti saat ini.
Memang, untuk saat ini, beberapa platform yang diblokir masih bisa dibuka dengan aplikasi seperti VPN.
Namun, tentu saja cara ini akan memakan banyak langkah dan memakan waktu, yang tentunya akan mempengaruhi kenyamanan pengguna platform.***