Beredar Video Babe Aldo Tolak Pemaksaan Vaksin Covid-19 kepada Rakyat, Ini Tuntutannya

15 Januari 2022, 22:10 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Babe Aldo minta pemerintah untuk tidak memaksakan vaksinasi Covid-19 pada rakyat. /pixabay @Geralt/

 

DESKJABAR- Video Babe Aldo atau yang memiliki nama asli Ali Ridlo Assegaf beredar di media sosial. Dalam video tersebut ia menyeru kepada orang-orang di sekitarnya untuk menolak pemaksaan vaksin Covid-19.

Babe Aldo dalam video mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan tidak berani adu argumen dengan mereka soal vaksin Covid-19.

Oleh karena itu, Babe Aldo menyerukan kepada masyarakat untuk menolak jika pemerintah melakukan pemaksaan dalam proses vaksinasi Covid-19.

Baca Juga: UPDATE KASUS SUBANG, Yoris Ajak Yosef Makan di Warung Nasi Favorit Tuti dan Amel di Bandung

“Kalian berhak menolak pemaksaan vaksin. Kenapa? Karena Kemenkes tidak berani berdiskusi dengan kami rakyat Indonesia,” ujarnya dalam Video TikTok @mau_tau, Kamis 13 Januari 2022.

Sebelumnya, video Babe Aldo yang diunggah @Sadeok1 pada 25 Desember 2021 mendapat love sebanyak 335.6000 orang dan dikomentari sebanyak 32.700 orang.

Dalam video itu, tampak Babe Aldo bersama Presidium Aliansi Rakyat Menggugat atau disingkat ARM sedang menghadapi perwakilan Kementerian Kesehatan.

Terungkap, dalam video Babe Aldo masih menunggu debat terbuka antara dokter yang pro vaksinasi dengan yang anti vaksinasi. Karena masing-masing dari mereka punya data.

“Saya  meminta Kementerian Kesehatan untuk memberikan apa yang kami minta di lapor.go.id tentang keterbukaan informasi publik, kami juga sudah melayangkan surat ke Ombudsman. Ombudsman juga akhirnya merekomendasi,” tuturnya.

 Baca Juga: Calon Tersangka Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Segera Diumumkan, Ini Penjelasan Pakar Hukum

Dalam video itu terungkap, ada 4 hal yang Babe Aldo tanyakan kepada Kementerian Kesehatan terkait pandemik Covid-19.

“Pertama. Soal keakuratan PCR.  Kedua, masalah efikasi (tingkat kemanjuran ) vaksin. Ketiga, masalah kontrak pemerintah Indonesia dengan produsen vaksin dan penggunaan EUA (Emergency Use Authorization). Kenapa harus dimandatorikan? Kenapa harus didaruratkan?,” ucapnya.

Keempat, masalah penggunaan vaksin anak. Menurut Babe Aldo, mengapa untuk sebuah penyakit seperti Covid-19 yang tingkat kesembuhannya 99,9%  anak harus diintimidasi dengan vaksin.

“Anak Indonesia bukan anak yang penyakitan. Anak Indonesia anak yang sehat. Dan (jumlah anak Indoenesia) tidak sedikit pak. Kami sekali lagi tidak antivaksin, kami anti pemaksaannya,” katanya lagi.

Baca Juga: Gunung Bawah Laut Meletus Picu Tsunami di Tonga, Australia Diminta Waspada

Sebelumnya, Kepala BPOM Penny K. Lukito dalam keterangan persnya, di Jakarta Senin 10 Januari 2022 mengatakan bahwa pemberian vaksin Covid-19 sebagai booster perlu dilakukan.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar antibodi yang mengalami penurunan signifikan enam bulan setelah mendapat vaksin covid-19 dosis lengkap.

“Data imunogenisitas dari hasil pengamatan uji klinik terdiri dari semua vaksin Covid-19 menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi yang menurun secara signifikan sampai di bawah 30 persen. Terjadi setelah enam bulan pemberian vaksin primer yang (dosis) lengkap. Oleh karena itu, diperlukan pemberian vaksin booster atau dosis lanjutan untuk meningkatkan kembali imunogenisitas yang telah menurun,”  ujarnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler