DESKJABAR - Upaya penyelundupan 23.942 ekor benih bening lobster (BBL) atau benur dari Bandara Soekarno-Hatta berhasil digagalkan aparat gabungan. Untuk mengelabui petugas, benur-benur itu disamarkan sebagai produk garmen.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina mengungkapkan hal itu dalam keterangannya seperti dikutip Dek Jabar dari PMJ News, Minggu, 7 Maret 2021, malam.
Rina mengungkapkan, benur-benur tersebut hendak dikirimkan ke Tanjung Pinang melalui kargo pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA286.
"Berkat sinergitas dari instansi terkait serta stakeholder di lingkungan bandara, kita berhasil menggagalkan pengiriman benih bening lobster pada Jumat," kata Rina.
Rina menyebutkan, benur-benur tersebut disamarkan sebagai produk garmen seperti seprai, kaus, dan celana pada karung kemasan yang hendak dikirim. Namun, petugas menemukan sesuatu yang mencurigakan saat paket melewati sinar x-ray.
Dari kecurigaan tersebut, petugas membuka karung tersebut dan menemukan benur yang dikemas dengan kardus dan koper. Saat dibuka, ditemukan 30 kantong BBL dan 5 botol es batu.
"Masing-masing kantong berisi 800 ekor benur yang terbagi dalam 1 kantong berisi 584 ekor jenis pasir dan 158 ekor jenis mutiara," tutur Rina.
Baca Juga: Stres Selama Pandemi Covid-19 Dapat Mendorong GERD, Kenali Gejala dan Upaya Pencegahannya
Baca Juga: Asam Urat Ganggu Aktivitas? Inilah Ramuan Tradisional Sederhana Untuk Meredakan Nyerinya
Baca Juga: Pandemic Burnout, Simak Cara Mengatasi Kelelahan Akibat Dampak Covid-19 di Sini
Petugas BKIPM pun langsung menyita dan melakukan penanganan benih bening lobster (BBL) tersebut lebih lanjut untuk disegarkan (reoksigen). Rina memastikan, jajaran BKIPM bersama aparat kepolisian masih memburu pengirim benur yang dilarang untuk dilalulintaskan tersebut.
Rina menegaskan, kejadian ini menjadi peringatan kepada para penyelundup BBL. Ia memastikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan selalu melakukan pengawasan terhadap komoditas ini, terutama di sejumlah daerah rawan pengiriman maupun penyelundupan.
"Kita akan terus awasi. Jadi jangan coba-coba," ujarnya.***