Network
DESKJABAR – Pada jalur Nagreg, Cicalengka, Kabupaten Bandung, ada sebuah percabangan yang menuju Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Bahkan, diantara para pemudik Lebaran, jalur percabangan Nagreg menjadi ikon mudik pada jalur selatan Jawa Barat.
Percabangan di Nagreg, sering menjadi bahan kebahagiaan para orang mudik Lebaran, terutama ke Priangan Timur Jawa Barat. Bahkan, para pemudik pada jurusan lebih jauh, yaitu ke Banjar serta ke Jawa Tengah dan Yogyakarta, suasana mudik baru terasa ketika melintasi percabangan Nagreg.
Diantara masyarakat Priangan Jawa Barat dan pelintas ke perbatasan Jawa Tengah, percabangan Nagreg menjadi ikon pulang ke kampung halaman. Percabangan Nagreg memiliki pemandangan indah dengan pemandangan khas, serta suasana rindang yang relatif tidak berubah.
Bikin bahagia pemudik
Ketika musim mudik Lebaran, para pemudik ke Priangan biasanya berbahagia begitu melintasi percabangan Nagreg. Sebab, begitu melintasi percabangan Nagreg, artinya orang-orang segera memasuki ke wilayah Priangan Timur, yaitu Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis.
Percabangan Nagreg, kini lebih dikenal sebagai “tungturunan” atau jalan menurun tajam, sebab kini jalur itu merupakan satu arah. Pada zaman dulu, masih dikenal sebagai turunan dan tanjakan Nagreg, karena laju lalu-lintas masih bersifat dua arah, sebelum ada Jalan Lingkar Nagreg ke arah Bandung.
Bahkan, oleh sebagian orang, percabangan Nagreg juga menjadi obyek fotografi menarik. Sebab jalur ini memang ikonik dengan pemandangan yang indah serta sebagai perbatasan Kabupaten Bandung dan wilayah Priangan Timur, dimana kabupaten berbatasan adalah Garut.
Baca Juga: Meski Tak Seramai Dulu, Masjid Uswatun Hasanah Nagreg Tetap Menjadi Idola Para Musafir
Sejarah percabangan Nagreg
Salah satu “ikon” menarik pada percabangan Nagreg, adalah sebuah rumah tua dekat turunan Nagreg. Jika dari arah utara atau Bandung, rumah tua tersebut berada pada bagian kanan jalan, dan pernah dijadikan semacam pos polisi lalu-lintas.
