Mengenang Tradisi 'Nganteuran' Menjelang Lebaran di Jawa Barat yang Hampir Punah

- 31 Maret 2024, 07:30 WIB
Arsip foto - Tradisi “nganteuran” menjelang Idul Fitri atau Lebaran yang masih tersisa di sebuah desa di Jawa Barat.
Arsip foto - Tradisi “nganteuran” menjelang Idul Fitri atau Lebaran yang masih tersisa di sebuah desa di Jawa Barat. /Istimewa/

Tapi bisa juga untuk makanan kering seperti tumis kentang, tumis cabe dan sambal ati disimpan dalam satu wadah. Ada juga yang menambahnya dengan cemilan rangginang atau opak.

Di wilayah pelosok pedesaan Jawa Barat dulu, entah sekarang apa masih ada, adalah suatu pemandangan yang lumrah jika menjelang lebaran banyak warga yang berjalan beriringan di pematang sawah sambil menenteng rantang hanya untuk nganteuran makanan ke rumah kerabatnya yang ada di desa sebelah.

Sudah menjadi semacam peraturan tidak tertulis pula, meski sebenarnya tidak berharap, jika seseorang mengirim makanan ke tetangga pasti akan dibalas dengan makanan pula. Alhasil wadah rantang yang digunakan untuk nganteuran tadi, pulangnya akan terisi penuh lagi oleh makanan.

Baca Juga: Raffi-Kaesang Dorong UMKM Naik Kelas, Tempati Lokasi Bergengsi BSD Tangerang Seluas 2 Hektare

Ada yang unik sekaligus menggelikan jika kebetulan sedang sakit atau malas untuk memasak menu lebaran, tapi tidak ingin ketinggalan untuk berbagi dalam tradisi nganteuran ini.

Biasanya golongan orang ini menyiasatinya dengan kiriman makanan yang datang dari tetangga si B akan diberikan lagi ke tetangga si C. Begitulah seterusnya.

Keunikan lainnya, di rumah jadi akan ada banyak terhidang makanan. Jenis menunya mungkin sama atau seragam, tapi sumbernya berbeda. Dan tentu saja kita juga bisa mencicipi dan tahu masakan tetangga yang mana yang lebih enak.

Tidak diketahui secara pasti, kapan tradisi nganteuran di kalangan warga Sunda di Jawa Barat itu mulai membudaya. Yang jelas, jika ditelaah hingga ke jantungnya benar, tradisi nganteuran ini mengandung nuansa filosifi yang begitu dalam.

Baca Juga: Pasar Pangan Murah di Jawa Barat Digelar Serentak, Senin, 1 April 2024, Cek Lokasi

Tradisi nganteuran begitu mulia, ada makna silaturahmi, gotong royong, saling membantu, saling mengasihi, dan saling berbagi rejeki antar sesama sehingga semua umat muslim bisa menikmati Hari Kemenangan Lebaran Idul Fitri dengan gembira.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah