DESKJABAR – Tak terasa hari kemenangan Idul Fitri 1445 H atau Lebaran Idul Fitri 2024 sebentar lagi akan tiba. Tentu saja, Hari Kemenangan bagi umat muslim di seluruh dunia ini layak disambut dengan suka cita.
Suka cita itu kerap diekspresikan dengan berbagai tradisi yang tidak jarang sangat unik namun kental dengan nuansa kebersamaan dan secara turun temurun selalu dilakukan setiap menyambut lebaram.
Setiap menjelang lebaran pula ada anekdot lucu yang mengatakan bahwa harus hati-hati dengan Khong Guan palsu. Pasalnya, isinya bukan biskuit tapi rangginang atau opak.
Dulu di era orang tua kita masih muda atau di zaman kakek nenek kita masih hidup, setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri ada tradisi di kalangan umat muslim Indonesia yang mewarnainya.
Baca Juga: Megawati dan Prabowo Disebut Pengamat UGM dan Unpad Ada Kemungkinan Bertemu
Di Jawa Barat, khususnya di daerah Cijulang Pangandaran, ada kebiasaan suka saling mengantarkan atau saling kirim makanan antar tetangga dan kerabat yang disebut “nganteuran”.
Tradisi nganteuran (artinya mengantarkan) dilakukan sehari atau dua hari sebelum hari lebaran tiba. Jenis masakannya macam-macam namun yang jelas seputar menu hidangan lebaran.
Bisa ketupat, nasi, opor ayam, semur daging sapi, sambal ati, tumis kentang, tumis bihun, hingga tumis cabe hijau, tergantung dari kemampuan orang yang mengirim makanan tersebut.
Menu makanannya diantarkan dalam wadah rantang yang disusun bertingkat antara dua hingga empat susun. Masing-masing rantang diisi untuk satu menu makanan.