Kemunculan hewan ajag di Jawa Barat kembali terjadi pada tahun 2014, di kawasan Bodogol, Kabupaten Sukabumi. Kemunculan hewan ajag terlihat dari laporan personil PEH BB TNGPP, menunjukan terlihat pada camera trap yang sebenarnya untuk memonitor macan tutul.
Baca Juga: Di Gunung Kareumbi Sumedang, Penghobi Berburu Kini Takut Babi Hutan Siluman
Gambaran hewan ajag
Disebutkan, biasanya anjing hutan hidup berkelompok sekitar 5 s.d 12 ekor, sifatnya hidup perburuan. Uniknya, yang di kawasan TNGGP hewan-hewan ajag yang ditemukan hidup soliter alias menyendiri.
Menurut Ayi Rustiadi, hewan ajag kadang-kadang dianggap sama dengan serigala, dingo, rubah, dan raccoon. Padahal sebenarnya tidak sama, karena diantara mereka hanya berkerabat saja.
Yang disebut serigala yang populer disebut wolf (Canis lupus) banyak ditemukan di Eropa, dingo (Canis familiaris) banyak ditemuka di Australia, rubah/fox (Canis vulpes) dan racoon (Nyictreutes procynoides) banyak ditemukan di Cina, Vietman, Rusia, dan Eropa.
Ada pun ajag memiliki nama latin Cuan alpinus Pallas, dimana tampilan ukuran tubuhnya tidak berbeda jauh mirip anjing peliharaan. Tetapi tampilan ajag adalah dengan warna tubuh coklat kemerahan, bawah dagu dan leher hingga ujung perut berwarna putih, serta ekor tebal kehitaman, dengan panjang sekitar 90 cm, tinggi 50 cm, ekor 40-45 cm, berat 12-20 kh,
Hewan ajag memiliki kemampuan penciuman sangat tinggi dan mampu mendeteksi suara rendah. Karena itu, kemampuan deteksi hewan ajag sangat tinggi untuk mengejar buruannya. ***
sumber asli : https://gedepangrango.org/2014/04/01/satwaku-yang-hilang-telah-kembali/