DESKJABAR – Rencananya Tol Getaci akan memulai pembangunannya pada tahun 2024, setelah proses lelang dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Dalam pembangunan Tahap 1, ruas jalan yang akan dibangun adalah dari Gedebage (Kota Bandung) hingga Kecamatan Banyuresmi (Kabupaten Garut), yang akan melewati 45 desa.
Ternyata, di antara 45 desa yang akan dilalui rute Tol Getaci, ada satu desa yang berada di wilayah Kabupaten Bandung, yang merupakan desa dengan lahan paling luas yang tergusur proyek jalan tol pertama yang menyasar wilayah Priangan Timur tersebut.
Tidak ada salahnya mengenal profil desa yang ternyata posisinya cukup strategi bagi ekonomi wilayah Kabupaten Bandung. Dilihat dari sejarahnya, desa ini sudah dibentuk sejak 1917. Itu artinya, saat ini desa tersebut telah berusia 107 tahun.
Saat ini proyek Tol Getaci masih dalam tahap prakualifikasi dimana penutupan penyerahan dokumen bagi calon investor yang akan mengikuti lelang, akan ditutup pada 5 Januari 2024. Setelah ini selesai, maka tahap selanjutnya adalah memasuki tahap pelelangan .
Untuk pemaparan proyek sendiri atau yang disebut market sounding kepada para calon investor, sudah dilakukan pada 13 Juli2023 di Jakarta. Dalam kegiatan itu, ada sejumlah calon investor yang berminat, dimana 2 di antaranya adalah investor asal China.
Kebutuhan Lahan di Ruas Gedebage - Banyuresmi
Seperti diketahui, setelah Kementerian PUPR memutuskan untuk dilakukan lelang ulang atas proyek Tol Getaci, mereka juga menetapkan pembangunan prioritas. Sebelumnya dalam rencana awal akan membentang hingga Cilacap (Jawa Tengah) sepanjang 206,65 kilometer, kini pembangunannya dilakukan secara bertahap.
Pembangunan prioritas telah ditetapkan di ruas Gedebage hingga Ciamis yang akan membentang sepanjang 108,3 kilometer, dengan biaya investasi mencapai sekitar Rp 37 triliun.