Baca Juga: Di KBB, Warga Keluhkan Dampak Lingkungan Hidup akibat Rusaknya Perkebunan Teh PTPN VIII
Burung burung caladi ulam berukuran sekitar 18 cm, warna hitam dan putih garis-garis putih. Burung caladi suka mematuk-matuk pada pohon ketinggian sekitar 5 meter dengan diameter 50 meter.
Disebutkan pula, ancaman nyata terhadap burung caladi ulam yaitu perburuan karena suaranya bagus untuk loma masteran. Berkurangnya ruang terbuka hijau yang berganti banyak bangunan, mengurangi tempat hidup burung caladi ulam sehingga populasinya menjadi berkurang.
Burung caladi ulam tergolong agak jinak, dan mudah mendekati manusia. Tetapi suka membuat sarang berupa lubang di pohon, dari hasil suka mematuk-matuk batang pohon. Burung-burung caladi ulam berkembangbiak pada Januari, April, dan Oktober, dimana di Indonesia tersebar di Bali, Jawa, dan Sumatera.
https://www.mongabay.co.id/2020/12/20/burung-caladi-ulam-si-paruh-hitam-penyadap-batang/
Perhatian pemerintah
Sementara itu, pihak BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Jawa Barat merespon meningkatnya perhatian masyarakat terhadap konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem.
Pihak BBKSDA Jawa Barat membuka ruang yang lebih akrab dan komunikasi yang lebih dekat dengan masyarakat, melakukan penataan respon cepat pusat aduan masyarakat (Call Center) Peduli Konservasi dan Ekosistem Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten disebut KEHATI.
Melalui Instagram @ bbksda_jabar, disebutkan,
KEHATI, mencakup aduan peduli konservasi dan ekosistem pada 6 (enam) wilayah kerja dan 1 (satu) pusat aduan lingkup Jawa Barat - Banten: