Prof. Jaka mengungkapkan bahwa kerja sama ini akan menjadi dasar aktivitas ITB dan BJU di masa depan, terutama di bidang kereta cepat. Suatu kehormatan bagi ITB menjadi perguruan tinggi yang dipercaya berkolaborasi dalam teknologi yang sebelumnya belum pernah disentuh bahkan di Indonesia.
ITB, menurutnya, siap mengerahkan Sumber Daya Manusia melalui Science Techno Park (STP) sebagai pusat ekosistem inovasi yang lengkap di ITB. Fakultas Teknik ITB juga siap membantu untuk menyukseskan kerja sama ini.
Prof. Jaka juga menawarkan usulan kegiatan nonreguler seperti seminar dan pelatihan di bidang kereta cepat. Harapannya melalui kegiatan tersebut dapat mengedukasi lebih banyak orang tentang kereta cepat. Selain itu, Prof. Jaka berharap kerja sama ini tidak terbatas di bidang kereta cepat, melainkan dapat berkembang di bidang lain sehingga hubungan antara dua institusi semakin kuat.
Sementara itu, Prof. Yu Zujun juga menyatakan kesiapannya dengan kerja sama ini. Menurutnya, suatu kehormatan dan momen penting dapat berkolaborasi dengan perguruan tinggi teknik terbaik dan terbesar di Indonesia. Prof. Yu Zujun berharap kerja sama ini dapat terus berkembang dan dapat berkontribusi bagi transportasi Indonesia dan China.
Pusat Penelitian Transportasi Kereta Api
Sementara mengutip dari laman resmi BJU, Beijing Jiaotong University memiliki Pusat Penelitian Teknik Nasional Sistem Pengoperasian dan Pengendalian Transportasi Kereta Api yang dibangun pada akhir Desember 2008.
Pusat penelitian ini merupakan hasil kerjasama Beijing Jiaotong University bersama China Railway Signal & Communication Corp dan China Academy of Railway Sciences. Pusat ini dikelola oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, China Railway Corporation dan Kementerian Pendidikan.
Untuk sistem kendali kereta api pada kereta api kecepatan tinggi, angkutan kereta api perkotaan dan kereta api gantung magnetis.
Pusat ini menjalankan misi strategis yakni memenuhi persyaratan pengoperasian sistem angkutan kereta api yang aman dan efisien.